Bagaimana Penulisan HUT Luwu Utara yang Benar? Berikut Penjelasannya

photo author
- Selasa, 25 April 2023 | 05:18 WIB
Lukman Hamarong (Dok. LHR)
Lukman Hamarong (Dok. LHR)

Contoh lain dari penulisan HUT yang benar sesuai kaidah bahasa Indonesia adalah: “Selamat HUT Ke-24 Kabupaten Luwu Utara”. Jika kita ingin menggunakan angka biasa, maka imbuhan “Ke-“ wajib disematkan pada kata dasarnya, seperti contoh di atas tadi, yakni HUT Ke-24.

Ada lagi yang menggunakan kata “Dirgahayu”, biar terlihat lebih keren. Namun, lucunya terkesan ambigu juga. Contoh: “Dirgahayu Kabupaten Luwu Utara yang Ke-24 Tahun”. Ini jelas keliru. Kata “Dirgahayu” berasal dari bahasa Sansekerta, yang berarti “panjang umur”.

Jika dipadupadankan kalimat tadi, maka artinya seperti ini: “Panjang Umur Kabupaten Luwu Utara yang Ke-24 Tahun”. Kalau seperti ini kalimatnya, maka hanya spesifik berdoa agar Luwu Utara panjang umur sampai usia 24 tahun. Seharusnya cukup ditulis: “Dirgahayu Kabupaten Luwu Utara”, yang berarti kita berharap Luwu Utara panjang umur selamanya.

Kenapa kita harus patuh dan taat pada kaidah dan tata bahasa Indonesia? Kenapa kita harus memedomani Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)? Seperti yang saya katakan di awal tulisan ini bahwa wajah intelektualitas seseorang tercermin dari tulisan yang baik dan benar.

Seorang Filsuf ber-mazhab Post-Structuralis, Michael Foucalt, mengatakan bahwa bahasa itu merangkum semua pengetahuan tentang dunia. Olehnya itu, tidak keliru juga kalau saya dengan spontan mengatakan bahwa dengan menulis, dunia dalam genggaman kita.

Ungkapan bahwa bahasa itu dinamis, serupa bayi yang terus bergiat untuk tumbuh dan berkembang, maka kita pun seperti bahasa yang selalu bergerak dinamis, adaptif dan terus tumbuh dan berkembang mengikuti perkembangan, dan tidak stagnan pada situasi tertentu.

Tulisan ini tidak bermaksud menggurui. Hanya ingin berbagi dan meluruskan apa yang saya pahami, dan tentunya apa yang saya dapatkan dari para ahli bahasa yang menginspirasi saya. Semoga makin banyak orang yang beriman pada bahasa Indonesia, bahasa kita sendiri. Begitu harapan pendiri Narabahasa, Ivan Lanin, yang juga menjadi harapan kita semua. (LH)

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ratih Sugianti

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X