“Akan kita pelajari dan kita negosiasikan untuk memberikan manfaat terbanyak untuk kita, kurang lebih begitu,” katanya.
Menurutnya, yang paling utama saat ini adalah memastikan kualitas layanan kepada masyarakat tetap meningkat sembari menyelesaikan persoalan keuangan.
“Harus selesai dan kami pastikan selesai. Itu kan masalah yang menurut saya nggak terlalu sulit sebenarnya secara korporasi, tinggal masalah cicilannya mau di mana. Jadi, nggak rumit,” paparnya.
Ia juga mengonfirmasi bahwa selain Danantara, tim dari pemerintah akan ikut terlibat dalam negosiasi tersebut.
“Kami secara operator memberikan data mengenai struktur paling bagus untuk perusahaannya, nanti negosiasinya pemerintah juga terlibat,” kata Dony yang juga menjabat sebagai Wamenkeu BUMN.
Soal APBN dan Pembayaran Utang
Ketika ditanya soal kemungkinan menggunakan APBN untuk membayar utang KCIC, Dony menilai hal tersebut justru bisa memicu perdebatan yang tidak produktif.
“Menurut saya, kita terjebak sama perdebatan itu yang sebetulnya kita akan cari opsi terbaik, belum tentu pakai itu dan kami mengikuti arahan pemerintah, yang paling penting adalah bagaimana beroperasi dengan baik,” tegasnya.
Menkeu Purbaya Enggan Ikut Negosiasi ke China
Sementara itu, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan dirinya tidak akan ikut serta dalam rombongan negosiasi ke China.
Ia menyambut baik langkah restrukturisasi yang diusulkan Danantara dan mengapresiasi upaya memperpanjang tenor pinjaman dari 40 tahun menjadi 60 tahun.
“Paling menyaksikan, kalau mereka udah putus kan udah bagus. Top. Sebisa mungkin (saya) nggak ikut. Biar aja mereka selesaikan business to business. Jadi top,” ucap Menkeu Purbaya di kantor Kemenkeu, Jakarta, Kamis, 23 Oktober 2025.**