KLIKANGGARAN -- PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (kode saham: WSKT) terus melakukan perbaikan komprehensif dan berkelanjutan sesuai dengan Program Transformasi Waskita. Dalam upaya ini, mereka mengusung 3 pilar utama, yaitu Portfolio & Innovation, Lean, dan Digitalisasi. Konsep lean dan digitalisasi diadopsi untuk memastikan efektivitas dan efisiensi dalam menjalankan bisnis, dengan tujuan mengurangi biaya yang tidak perlu.
Muhammad Hanugroho, Direktur Utama Waskita Karya, menjelaskan bahwa saat ini mereka sangat selektif dalam memilih proyek, terutama dalam hal kepastian pembayaran. Mereka juga memastikan adanya uang muka dan pembayaran bulanan, serta melibatkan Komite Manajemen Resiko Konstruksi. Dengan demikian, harapannya adalah proyek-proyek yang diperoleh oleh Waskita dapat berjalan dengan lancar, tepat waktu, dan memberikan dampak positif bagi kinerja perusahaan.
Waskita Karya juga telah melakukan sentralisasi pengadaan, rekayasa, dan menerapkan konstruksi lean pada proyek-proyek yang sedang berjalan. Selain itu, mereka juga melakukan efisiensi biaya operasional dan melakukan reorganisasi sebagai konsep lean office. Semua langkah ini dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dan ketangkasan proses bisnis perusahaan.
Baca Juga: 6.304,68 Hektare Potensi Kakao Ditemukan di Areal Perhutanan Sosial Luwu Utara
Selain itu, Hanugroho menekankan pentingnya digitalisasi. Selain meningkatkan efisiensi, ini juga merupakan bentuk peningkatan implementasi tata kelola perusahaan yang baik, terutama dalam hal transparansi. Implementasi digitalisasi meliputi penggunaan System Analysis and Product in Data Processing (SAP), Enterprise Resource Planning (ERP), dan Building Information Modeling (BIM). Dengan langkah-langkah ini, Waskita Karya berharap dapat terus berinovasi dan menjaga keunggulan kompetitif di industri konstruksi.
Penerapan digitalisasi SAP dan ERP bertujuan agar semua beban biaya bisa lebih terkontrol dan transparan karena sistem yang terintegrasi secara realtime. Penerapan BIM juga dilakukan di setiap proyek dan mampu bekerja dengan sangat efisien sehingga pekerjaan proyek bisa selesai lebih cepat.
Tata kelola Perusahaan yang baik juga ditempuh oleh Perseroan dengan bekerja sama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk penerapan Whistle Blowing System (WBS). Hal ini dilakukan dalam rangka memperkuat implementasi Good Corporate Governance (GCG) dan mengoptimalkan saluran WBS di Waskita Karya hingga Anak Perusahaan.
Penerapan WBS bertujuan untuk mendeteksi secara dini fraud yang terjadi. Melalui tim ini, Perseroan mencegah terjadinya fraud dengan pola pengawasan yang menyeluruh dan melibatkan seluruh pegawai sehingga memberikan rasa aman bagi seluruh pihak yang berinteraksi dengan Perseroan.
Baca Juga: Membuktikan Rasa Durian, Penjual Ini Cukup dengan Melakukan Cara Seperti Ini
“Tentunya penerapan WBS ini dapat meningkatkan transparansi sebagai salah satu aspek tata kelola yang baik di semua lini bisnis Perseroan,” tambah Oho.
Implementasi penerapan SNI ISO 37001:2016 tentang Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP), mewujudkan Waskita Karya yang patuh terhadap norma dan peraturan perundangan yang berlaku, bersih dan berintegritas serta mendukung upaya pencegahan korupsi.
Meningkatkan dan memperbaiki setiap proses bisnis agar sejalan dengan prinsip-prinsip GCG serta menjalankan prinsip Zero Tolerance terhadap pelanggaran peraturan perundangan yang berkaitan dengan tindak pidana korupsi.
Selain bekerja sama dengan KPK, Perseroan juga berkerja sama dengan Kejaksaan Agung untuk memberikan best practice terkait Business Judgement Rule (BJR)Salah satu penerapan GCG yaitu dengan mengimplementasikan Business Judgement Rule pada setiap pengambilan keputusan untuk memitigasi dampak legalitas yang timbul.
“Intinya Business Judgement Rule dapat membantu meningkatkan kepercayaan diri manajemen dan sebagai pedoman serta petunjuk dalam membuat keputusan yang menjunjung tinggi prinsip kehati-hatian, beritikad baik dengan hanya fokus pada kepentingan perseroan dan tunduk pada ketentuan anggaran dasar serta peraturan perundang-undangan yang berlaku,” ucap Oho.