Fakta Terbaru Pemusnahan Udang Terkontaminasi Cs-137: 5 Ton Dibakar Bertahap, Pemerintah Pastikan Proses Aman Total

photo author
- Minggu, 16 November 2025 | 07:13 WIB
Foto ilustrasi - Kementerian LH musnahkan udang terkontaminasi Cesium-137. ((Unsplash/Etienne Girardet))
Foto ilustrasi - Kementerian LH musnahkan udang terkontaminasi Cesium-137. ((Unsplash/Etienne Girardet))

 

(KLIKANGGARAN) – Pemerintah melanjutkan penanganan terhadap kasus udang yang terpapar zat radioaktif Cesium-137 dengan melakukan pemusnahan massal melalui Kementerian Lingkungan Hidup (LH). Sekitar lima ton udang tercemar dimusnahkan dengan prosedur khusus untuk memastikan keamanannya.

Proses tersebut dilakukan dengan pengawasan langsung dari Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) dan Badan Karantina Indonesia (Barantin) untuk memastikan seluruh tahapan dilaksanakan sesuai standar radiologis dan lingkungan.

Baca Juga: Partai Final Tunggal Putri Kumamoto Masters 2025, Gregoria Tantang Intanon: Mampukah Jorji Rebut Gelar Bergengsi?

Produk Udang yang Dikembalikan Amerika Serikat

Deputi Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLH, Rasio Ridho Sani, menyampaikan bahwa 3.250 kotak udang dimusnahkan, dan sebagian di antaranya terbukti terkontaminasi.

Ia menjelaskan, “Dari 3.250 kotak, ada 494 kotak udang yang terkontaminasi Cesium-137,” ujar Sani di Bogor, Jawa Barat, Sabtu, 15 November 2025.

Hasil uji basah menunjukkan kandungan radioaktif Cs-137 dengan nilai tertentu per kilogram. Seluruh pemusnahan dilakukan di fasilitas pengolahan limbah B3 milik PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI), Klapanunggal, Bogor.

Baca Juga: Fakta Terkini Kondisi Terduga Pelaku Ledakan SMAN 72: Dipindah Kamar Rawat, Polisi Tunggu Waktu Pemeriksaan

Jaminan Keamanan Saat Pemusnahan

Sani menegaskan bahwa prosedur pemusnahan telah mengikuti ketentuan keamanan lingkungan dan radiasi.

Menurutnya, “Kita menggunakan metode insinerasi, kemudian dilengkapi dengan peralatan pengendalian udara, serta peralatan emisi monitoring untuk memonitor emisi yang dihasilkan,” jelasnya.

Ia menambahkan pengamanan juga dilakukan agar residu tidak mencemari udara. “Kemudian alat pengendali emisi udara untuk mencegah debu-debunya lepas keluar,” katanya.

Baca Juga: IGTKI Luwu Utara Sukses Gelar Workshop Peningkatan Mutu Pendidik, Hadirkan Pendiri CBI dari Yogyakarta

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Muslikhin

Sumber: Liputan

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X