Menkeu Purbaya dan Gaya Koboinya: Sumitronomics Didorong Target 8 Persen, Antara Ambisi Pertumbuhan dan Risiko Pasar Global

photo author
- Rabu, 24 September 2025 | 08:47 WIB
Menkeu RI, Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan terkait target Sumitronomics lewat kebijakan fiskal dan pengelolaan APBN 2026.  ((Dok. Kemenkeu))
Menkeu RI, Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan terkait target Sumitronomics lewat kebijakan fiskal dan pengelolaan APBN 2026. ((Dok. Kemenkeu))

Baca Juga: 352 Siswa Keracunan Massal Imbas MBG di Bandung Barat, Dedi Mulyadi Panggil Kepala Program untuk Evaluasi Terbuka

Tak berhenti di situ, pemerintah menyiapkan deregulasi perizinan serta membentuk satgas khusus guna mengawasi proyek strategis.


"Saat ini akan dibentuk satgas percepatan program strategis pemerintah yang akan monitor evaluasi dan melakukan debottlenecking koordinasi lintas sektor," tegas Purbaya.

Respon DPR: Optimisme Gaya Koboi

Ketua Badan Anggaran DPR, Said Abdullah menilai strategi cepat ala Purbaya justru memberi ruang relaksasi di pasar keuangan.


“Kita yakin gaya koboi Menteri Keuangan kita bisa melonggarkan kebijakan uang ketat,” ujar Said.

Baca Juga: Drama Mikrofon Mati di Sidang PBB, Pesan Pro Palestina Erdogan, Prabowo, dan Carney Tetap Bergema Meski Gangguan Muncul

Ia mencontohkan langkah Purbaya menetapkan imbal hasil SBN tenor 10 tahun di level 6,9 persen sebagai sinyal moderat yang memberi kelonggaran pasar.

Meski begitu, kritik tetap ada. Keputusan cepat bisa menimbulkan efek psikologis positif, tapi risiko inflasi, fluktuasi kurs, dan gejolak eksternal sewaktu-waktu bisa menguji daya tahan kebijakan fiskal.

Ambisi dan Risiko

Target pertumbuhan 8 persen menjadi simbol besar Sumitronomics dalam kepemimpinan Prabowo. Pemerintah berharap strategi ini bisa mengantar Indonesia melompat dari status negara berkembang menuju negara maju.

Baca Juga: Drama Mikrofon Mati di Sidang PBB, Pesan Pro Palestina Erdogan, Prabowo, dan Carney Tetap Bergema Meski Gangguan Muncul

Namun, perjalanan Purbaya dihadapkan pada tantangan menjaga keseimbangan antara dorongan pertumbuhan dan kebutuhan stabilitas ekonomi, di tengah bayang-bayang dinamika pasar global yang tak menentu.**

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Muslikhin

Sumber: Liputan

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X