Pastikan Bukan karena Kelangkaan, Mentan Ungkap Penyebab Harga Beras Premium Naik dan Stok Kosong di Ritel Modern

photo author
- Rabu, 3 September 2025 | 16:32 WIB
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan tak ada kelangkaan beras meski stok di ritel modern kosong.  ((Instagram/a.amran_sulaiman))
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan tak ada kelangkaan beras meski stok di ritel modern kosong. ((Instagram/a.amran_sulaiman))

(KLIKANGGARAN) – Masyarakat belakangan menghadapi fenomena kosongnya stok beras premium di sejumlah ritel modern.

Namun, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa kondisi tersebut tidak berarti beras langka.

Ia menjelaskan, penyebab utama adalah adanya perubahan pola distribusi yang kini lebih banyak mengalir ke pasar tradisional.

“Ada pola pergeseran mengisi ruang pasar tradisional, dari pabrik kecil ke pasar tradisional,” ujar Mentan Amran di kantor Perum Bulog, Jakarta, Selasa 2 September 2025.

Baca Juga: Rencana Kota Modern AS di Gaza Bocor, Dinilai Upaya Deportasi Massal dan Picu Kecaman Internasional

Amran memaparkan, sebelumnya distribusi lebih banyak dikuasai oleh pabrik besar yang langsung memasok ritel modern. Dengan pergeseran ini, omzet pasar tradisional justru meningkat.

Menurutnya, indikator produksi maupun inflasi tetap terjaga sehingga tidak ada tanda kelangkaan beras.


“Dikatakan langka kalau produksi turun, itu langka. Tapi ini ada pergeseran,” imbuhnya.

Baca Juga: Jelang Timnas Indonesia Lawan Korea di Kualifikasi Piala Asia U-23 2026, Taeguk Warriors Bawa Misi Balas Dendam Usai Gagal ke Olimpiade

Dalam penjelasannya, penggilingan kecil di Indonesia mampu menghasilkan 116 juta ton, sementara produksi gabah nasional mencapai 65 juta ton.

Selisih itu menunjukkan penggilingan kecil sudah bisa menyerap hasil gabah petani.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), proyeksi produksi beras nasional hingga Oktober 2025 mencapai 31,04 juta ton, dan hingga akhir tahun diperkirakan mencapai 34 juta ton. Angka ini jauh lebih tinggi dibanding capaian periode sama 2024 yang hanya 20 juta ton.

Baca Juga: PBB Desak Investigasi Dugaan Pelanggaran HAM di Indonesia, Tekankan Dialog dan Transparansi dalam Penanganan Aksi Protes

Dengan kondisi ini, pemerintah memastikan bahwa stok beras nasional tetap aman. Adapun kekosongan di ritel modern lebih disebabkan distribusi bergeser, sehingga harga di pasaran pun ikut terpengaruh.**

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Muslikhin

Sumber: Liputan

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X