2. Penentuan Polis
Pemilihan polis tidak bisa dilepaskan dari kondisi finansial setiap keluarga. Investopedia menekankan pentingnya analisis kebutuhan, mulai dari menghitung pengeluaran harian, menilai utang, memperkirakan biaya pendidikan anak, hingga mengevaluasi aset yang sudah dimiliki.
Selain itu, faktor usia, kesehatan, dan harapan hidup turut mempengaruhi besarnya premi. Semakin muda dan sehat calon tertanggung, premi yang dikenakan biasanya akan lebih ringan.
Baca Juga: Pengendali Banjir Sungai Masamba dan Baliase Segera Dibangun
“Asuransi jiwa adalah bagian penting dari perencanaan keuangan, dan bisa sangat berisiko bagi pencari nafkah utama keluarga untuk tidak memiliki perlindungan,” demikian tertulis dalam laporan yang sama.
3. Fleksibilitas Pembayaran Premi
Jika hanya ingin perlindungan untuk jangka tertentu dengan biaya rendah, maka asuransi berjangka bisa menjadi pilihan.
Namun, apabila menginginkan manfaat permanen sekaligus tabungan nilai tunai, asuransi seumur hidup lebih tepat.
Perusahaan asuransi biasanya juga menawarkan tambahan manfaat atau rider, seperti perlindungan kecelakaan, penyakit kritis, hingga perlindungan bagi pasangan atau anak.
Penambahan ini dapat memperluas cakupan polis, meski otomatis membuat premi lebih tinggi.
Pada akhirnya, keputusan memilih antara asuransi berjangka dan seumur hidup bergantung pada tujuan finansial keluarga, untuk memastikan keputusan asuransi jiwa yang diambil benar-benar sesuai kebutuhan.**
Artikel Terkait
Mengenal Asuransi Kecelakaan Diri dan Premi yang Harus Dibayarkan
Inilah Sosok Isa Rachmatawarta Tersangka Kasus Korupsi Pengelolaan Keuangan dan Dana Investasi PT Asuransi Jiwasraya (Persero)
Desa Muktijaya dan BPJS Kesehatan Teken MoU untuk Pelaksanaan Program Pesiar
Laba Asuransi Jiwa Tembus Rp5,3 Triliun di Kuartal 1 2025, IFG Dorong Transformasi Industri Nasional
Pemerintah Tanggung Iuran BPJS Kesehatan untuk 146,4 Juta Warga pada 2026, Sri Mulyani: Anggarannya Mencapai Rp69 Triliun