Jakarta, Klikanggaran.com (11/12/2017) - Pada akhirnya Partai Gerindra menetapkan Mayjen (Purn) Sudrajat sebagai calon Gubernur Jawa Barat dalam Pilgub 2018. Pilihan Partai Gerindra kepada Sudrajat ini sepertinya menunjukkan sikap, Gerindra benar-benar serius meninggalkan Deddy Mizwar yang sudah diusung oleh partai Demokrat.
Atas pilihan Partai Gerindra kepada Sudrajat, publik berpendapat, sebetulnya tidak begitu strategis untuk mendulang suara dari warga NU. Karena sebagian warga NU menilai bahwa Sudrajat pernah "melawan" Gus Dur ketika masih menjabat sebagai Presiden.
Dimana pada tahun 1999, Presiden Abdurrahman Wahid mencopot Sudrajat dari Kapuspen TNI, dan digantikan oleh Marsekal Muda Graito Usodo. Dan, pergantian Kapuspen TNI ini bikin "marah" Sudrajat, lalu mengkritik Presiden Gus Dur mengenai pendapat Gus Dur tentang Presiden sebagai penguasa tertinggi AD, AL, AU, dan Kepolisian.
Tentu kritikan Sudrajat kepada Gus Dur ini bisa sebagai cacat politik kepada diri Sudrajat, dan kemungkinan warga NU tidak bakal memilih calon Gubernur Jabar dari Partai Gerindra. Meskipun Sudrajat dilahirkan di Sumedang, masih daerah Jawa Barat.
Selain itu, publik Jawa Barat mungkin akan menilai bahwa Sudrajat adalah purnawirawan TNI yang aneh. Karena sebelum bergabung dengan Partai Gerindra, ternyata Sudrajat pernah menjadi Ketua DPW ormas Nasdem Jawa Barat, ormas yang dimiliki Surya Paloh.
Lebih baik kita tunggu saja, siapa yang akan menang dalam pertarungan ini. Yang jelas, dengan Sudrajat dipilih oleh Gerindra untuk bertarung pada Pilgub 2018, bisa saja menimbulkan tragedi. Dimana Partai Gerindra yang sudah menetapkan Sudrajat sebagai Calon Gubernur Jabar, akhirnya meninggalkan Deddy Mizwar. Sepertinya, PKS juga akan memilih Sudrajat, dan meninggalkan Deddy Mizwar?
Jenderal Naga Bonar bakal ditinggalkan banyak "prajurit" yang akan menuju ke medan perang Pilgub Jabar tahun 2018.