(KLIKANGGARAN) — Presiden Prabowo Subianto kembali menyerukan urgensi Indonesia mandiri dalam urusan pangan dan energi. Pesan tersebut ia sampaikan dalam pidatonya pada peringatan HUT ke-61 Partai Golkar 2025, sebagai respons atas kondisi global yang dinilainya semakin tidak stabil.
Menurut Kepala Negara, kemampuan Indonesia mengurangi ketergantungan impor akan sangat menentukan daya tahan nasional, terutama di tengah konflik internasional yang masih berlangsung.
Situasi Dunia Tidak Kondusif
Prabowo menegaskan bahwa gejolak geopolitik menjadi ancaman nyata bagi negara-negara yang bergantung pada impor komoditas penting.
“Dimana-mana ada perang, kalau terjadi perang, berlanjut ke Eropa, dampaknya ke kita juga,” ujar Prabowo di Istora Senayan, Jakarta.
Ia menyampaikan bahwa konflik global tersebut bisa mengganggu pasokan impor, termasuk energi yang sangat vital.
“Makanya, dari awal saya katakan kita harus swasembada pangan, swasembada energi BBM. Perang lanjut di Eropa, bisa-bisa kita tidak bisa impor dari manapun,” tambahnya.
Prabowo memperingatkan bahwa fluktuasi harga dan gangguan transportasi global dapat membuat Indonesia kesulitan memperoleh BBM dari luar.
“Kalau kita tergantung impor, kita nggak mampu bayar nanti harga BBM,” tegasnya.
Kelapa Sawit Dinilai sebagai Karunia Energi
Di tengah berbagai polemik soal tata kelola perkebunan sawit, Prabowo justru menilai komoditas tersebut sebagai peluang besar untuk mencapai kemandirian energi.