Menko Polhukam Mahfud MD Bertemu Ulama dan Habaib se Madura, Apa yang Dibahas ?

KLIKANGGARAN – Menko Polhukam Mahfud MD melakukan pertemuan dan silaturahmi dengan para alim ulama dan habaib se Madura di Pendopo Trunojoyo, Kabupaten Sampang, Jawa Timur, Sabtu siang (25/12/2021).

Dalam unggahannya di akun Instagram @mohmafudmd ditulis sebagian besar peserta silaturrahmi adalah para pengasuh dan pimpinan pondok pesantren se-Pulau Madura.

Di hadapan para ulama dan habai se Madura, Mahfud MD menyampaikan pentingnya menyebarkan pemahaman keagaaman yang damai, khas Indonesia.

Selain itu, Menko Polhukam menyatakan, tantangan dan tugas segenap komponen bangsa dalam mewujudkan kesatuan bangsa adalah menjaga pemahaman agam dan cara beragama khas Indonenesia.

Baca Juga: Gading, Gisel, dan Gempi Natal Bareng, Wah Pertanda Bakal Rujuk Ya?

“Kepada para ulama dan Habaib ini, saya sampaikan pentingnya menyebarkan pemahaman keagamaan yang damai, khas Indonesia. Bahwa tantangan dan tugas segenap komponen bangsa dalam mewujudkan kesatuan bangsa, adalah menjaga pemahaman agama dan cara beragama khas Indonesia,”tulis @mohmahfudmd

Kepada para ulama dan habaib se Madura, Menko Polhukam menyampaikan bahwa Negara Pancasila yang berbentuk NKRI adalah Relgious Nation State, negara kebangsaan yang berketuhanan atau Dar-al Mietsaq.

Baca Juga: Setelah Dianggap Dukung Doddy Sudrajat Rumah Sunan Kalijaga Dijaga Aparat Keamanan, Ada Apa?

“Saya sampaikan juga bahwa Negara Pancasila yang berbentuk NKRI adalah Mietsaqon Ghaliedza atau Modus Vivendi, yang oleh NU sering disebut sebagai Dar-al Mietsaq, sedangkan oleh Muhammadiyah disebut Dar-al Ahdi wa al Syahadah,” tulisnya.

“Dalam istilah yang lebih akademik, konsep Dar-al Mietsaq atau Dar-al Ahdi sering disebut sebagai Religious Nation State, negara kebangsaan yang berketuhanan. Jadi bukan negara agama, tapi juga bukan negara sekuler,” tulisnya lebih lanjut.

Baca Juga: Gara-gara Video Bikin Kaget Gala, Doddy Sudrajat Gandeng Sunan Kalijagam Padahal...

Di akhir pertemuan, Menko Polhukam Mahfud MD mengajak para ulama Madura yang menjadi panutan umat untuk ikut serta mengembangkan negara sebagai Darussalam.

Selain itu ikut memperkuat akseptasi atau penerimaan terhadap perbedaan, saling menghargai antar umat beragama, serta tidak saling melarang menjalankan ibadah masing-masing.**