Keberadaan rumah sakit dan banyaknya orang Belanda di Desa Talang Akar tidak terlepas dari adanya kegiatan pengeboran sumur minyak di daerah tersebut.
"Kalau soal perminyakan sebelum Pertamina itu namanya NKPM (1913), SVPM (Standar Vacuum
Petroleum Maatschappij tahun 1933-1953 Belando dengan Amerika, baru PT Stanvac Indonesia atau PT SI (1953-1963)," terangnya seraya menunjukkan peta kawasan pengeboran minyak yang dibuat pada Mei 1932 yang masih ia simpan di rumahnya.
Di Simpang Tiga Desa Talang Akar, di sana kata Syarif ada cerita sejarah mengerikan, dimana salah satu pejuang asal Pendopo, Mataus ditembak oleh orang Belanda.
"Saya berharap kepada Pemkab PALI agar di lokasi ini dibuat semacam monumen untuk mengenang tragedi penembakan," harapnya seraya menunjukkan foto simpang tiga Desa Talang Akar sekitar tahun 1970.
Dalam foto lawas tersebut, ada beberapa tempat yang fungsinya berubah. Seperti adanya pos Polisi, serta kawasan Persanggrahan yang saat ini menjadi lokasi Gedung Sekolah SMP N 2 Talang Ubi.
Baca Juga: Pemkab PALI Didemo Warga Prambatan, Tuntut Pemasangan Jaringan Listrik
Sementara, untuk koleksi foto gedung rumah sakit, Syarif tidak menyimpannya. Namun, seingatnya rumah sakit tersebut telah dibongkar atau tidak berfungsi lagi sekitar tahun 1960.
Saat ini lokasi eks rumah sakit yang menggambarkan kejayaan PALI tempo Doeloe itu telah beralih fungsi nmenjadi lokasi pemukiman rumah warga.
Nirwan Syarif juga bercerita, jika ada beberapa orang Belanda pada tahun 2014 mendatangi Desa Talang Akar.
"Mereka kesini karena di sini adalah tempat kelahiran mereka. Bahkan, mereka cerita masih ingat waktu kecil sering main seraya menunjukkan luka di kaki karena benda tajam," Syarif mengulangi pengakuan warga Belanda yang sengaja datang ke Desa Talang Akar pada tahun 2014.
Salah satu saksi hidup lainnya, Suhartini (75) menceritakan, jika ia waktu kecil diajak orang tuanya pindah dari Yogyakarta ke Desa Talang Akar sekitar tahun 1951.
"Dulu nak ramai di sini. Banyak orang berlalu lalang. Kalau di rumah sakit itu setiap pagi ada apel. Saya terkadang ngintip dari kejauhan," cerita Suhartini.