KLIKANGGARAN – Belakangan viral sebuah video ketika Habib Bahar dalam sebuah kesempatan menyebut KSAD Jenderal Dudung Abdurachman sebagaai Jenderal Baliho.
Dalam kesempatan tersebut dengan nada sindiran Habib Bahar seolah menanyakan keberadaan Jendral Dudung Abdurachman dengan sebutan Jenderal Baliho sangat jelas.
"Mana yang kemarin nurunin balihonya Habib Rizieq? Mana Jenderal baliho mana yang kemarin nurunin baliho Habib Rizieq? Yang kemarin ngomong bubarkan saja FPI, mana kok nggak keliatan di Semeru? Mana!!! Dudung, Dudung...," ujar Habib Bahar dikutip Klikanggaran.com dari video yang viral, Senin, 20 Desember 2021.
Kadispen TNI AD, Brigjen Tatang Subarna mengungkapkan pihak TNI AD tengah membahas ceramah viral Habib Bahar tersebut.
Baca Juga: Setu Rawa Kalong di Depok Jawa Barat Disulap Menjadi Destinasi Wisata dan Ruang Publik Kota
"Lagi dibahas ini dengan staff. Nanti hasil pembahasan kita kasih tau. Mudah-mudahan sore ini (Minggu, 19 Desember 2021) selesai. Karena udah dari bakda Asar tadi kita rapat," ungkap Tatang.
Sementara itu pengacara Habib Bahar, Ichwan Tuankotta menjelaskan bahwa video ceramah itu diketahui lokasinya berada di Garut, Jawa Barat.
Ceramah itu pun disebut Ichwan disampaikan Habib Bahar sebelum Dudung mengunjungi korban erupsi Semeru.
"Itu video saat kunjungan beliau di Garut, sudah kurang lebih satu minggu lalu. Ceramah itu sebelum Dudung datang ke Semeru," kata Ichwan.
Baca Juga: Piala AFF 2020: Malaysia Pun Pulang setelah Terkoyak Kena Samberan Garuda!
"Waktu awal musibah semeru, FPI yang dulunya Dudung mengatakan bubarkan saja, dan turun langsung menurunkan baliho Habib Rizieq waktu menjabat Pangdam. Justru malah dia yang berkata bubarkan FPI tidak kelihatan di Semeru. Dan justru relawan-relawan FPI-lah yang terlihat membantu, mengevakuasi dan menyalurkan bantuan kepada masyarakat. Dan bukan hanya dudung yang habib bahar bahas, tapi banyak orang-orang yang membenci FPI yang tidak terlihat pada musibah Semeru," tambah Ichwan.
Menurut Ichwan, viralnya video ceramah Habib Bahar itu karena dipotong-potong sehingga terjadi kesalahan penafsiran.
Baca Juga: Resensi Buku: Cara Hairus Salim Mengintip Indonesia
"Ini akibat ceramah beliau yang dipotong potong, jadi penafsiran tidak komprehensif. Ya. Makanya kalau melihat ceramah harus keseluruhan biar paham maksudnya apa," katanya.***
Apabila artikel ini menarik, mohon bantuan untuk mensharekannya kepada teman-teman Anda, terima kasih.