(KLIKANGGARAN) — Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Suharyanto, memaparkan perkembangan terbaru kondisi darurat banjir bandang dan tanah longsor yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera Utara.
Memasuki hari keempat penanganan, tim gabungan masih bekerja membuka akses serta menyalurkan bantuan ke titik-titik yang terputus.
“Kota Medan yang merupakan ibu kota provinsi sempat banjir, tapi per hari ini adalah hari ke-4 karena Sumatera Utara itu duluan yang terkena bencana,” ujar Suharyanto dalam konferensi bersama Menko PMK di Sumatera Utara, Minggu, 30 November 2025.
Ia menjelaskan pola hujan ekstrem mulai terjadi sejak 25–26 November 2025.
“Jadi, mulai tanggal 25 dan 26 November 2025, itu hujan deras sehingga kita baru masuk tanggal 27 November 2025,” imbuhnya.
PR Besar: Tapanuli Jadi Fokus Utama
Dalam pemaparannya, Suharyanto menyebut sejumlah wilayah seperti Langkat, Medan, Tebing Tinggi, dan Asahan sudah terkendali sehingga tidak lagi membutuhkan penanganan terpusat dari pemerintah pusat.
Baca Juga: Dinas Pertanian Luwu Utara Salurkan Bantuan Benih Padi dan Jagung di 153 Poktan
Namun, situasi berbeda terlihat pada klaster Tapanuli dan wilayah sekitarnya.
“PR kita di wilayah Sumatera Utara ini adalah Tapanuli, Pak. Jadi, yang terdampak ada Tapanuli Utara, ada Humbang Hasundutan, ada Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah, Kota Sibolga, kemudian Langkat,” tutur Suharyanto.
Dari wilayah-wilayah tersebut, dua titik masih dianggap paling kritis.
“Nah, di kabupaten dan kota yang saya sampaikan, yang sekarang masih perlu mendapat perhatian serius adalah Tapanuli Tengah dan Sibolga,” lanjutnya.