peristiwa-daerah

Diplomatic Forum Banyumas Perkuat Jejaring Kerja Sama Internasional

Rabu, 26 November 2025 | 12:29 WIB
Pemkab Banyumas menggelar Diplomatic Forum 2025 dengan kehadiran enam duta besar untuk membuka peluang kerja sama investasi dan hubungan internasional. (Nanang AN)

 

(KLIKANGGARAN) — Pemerintah Kabupaten Banyumas menggelar Diplomatic Forum 2025 di Pendopo Sipanji Purwokerto, Selasa malam (25/11/2025).

Forum diplomatik yang digelar secara langsung untuk pertama kalinya di Banyumas itu dihadiri Bupati Banyumas Sadewo, Wakil Bupati Lintarti, serta enam duta besar dari Seychelles, Polandia, Kuba, Ethiopia, Uzbekistan, dan Kamboja.

Sejumlah pejabat dan tamu undangan turut meramaikan kegiatan tersebut.

Dalam sambutannya, Dubes Seychelles Nico Barito menekankan bahwa negaranya berhasil membangun ekonomi berbasis keberlanjutan. Ia menyebut Banyumas memiliki potensi besar untuk digarap melalui kerja sama antarnegara.

Baca Juga: Rugikan Negara Rp46,8 Miliar, KPK Tahan 2 Tersangka Korupsi 9 Proyek Fiktif PT PP

“Seychelles hari ini tumbuh sebagai negara maju karena kami memahami bahwa yang kami jual adalah keindahan alam dan lingkungan yang bersih,” ujar Nico Barito.

Nico juga menyoroti pentingnya konektivitas dan menyebut Ethiopia sebagai pusat Afrika yang terus mendorong kolaborasi global. Ia bahkan mengundang Bupati dan Wakil Bupati Banyumas untuk berkunjung ke misi Seychelles di Jakarta serta membuka peluang kerja sama budaya dan pariwisata.

“Saya izin kepada Pak Bupati, akan membawa para penari ini ke negara kami, untuk menari di depan turis yang datang setiap tahunnya mencapai 1 juta, dengan jumlah penduduk hanya 200 ribu," tuturnya.

Ia menutup sambutan dengan apresiasi untuk masyarakat Banyumas, mahasiswa, dan peran RRI dalam mempererat persatuan bangsa.

Baca Juga: Perkembangan Terbaru Kasus Alvaro: Polisi Fokus Trauma Healing Keluarga Meski Pelaku Tewas dan Proses Hukum Tetap Berjalan

Transformasi Banyumas dan Program Sumpah Beruang

Bupati Banyumas Sadewo dalam forum tersebut juga membagikan perjalanan daerahnya dalam mengatasi krisis pengelolaan sampah pada 2018. Ia menjelaskan bagaimana gelombang protes dari masyarakat akhirnya melahirkan inovasi daerah.

“Dari krisis tersebut lahir inovasi yang menjadi titik balik, yaitu program Sulap Sampah Berubah Uang (Sumpah Beruang), sebuah inisiatif yang mengubah sampah menjadi nilai ekonomi,” kata Sadewo.

Halaman:

Tags

Terkini