Tujuannya, kata Hendropriyono, untuk merusak demokrasi Indonesia lewat cara non militer.
“Tujuannya kan sama saja. Dari dulu juga maunya menjajah. Tapi kan caranya lain. Dulu kan pakai peluru, pakai bom. Kalau kita masih diam saja ya habis kita," imbuhnya.
Jejak Digital Jadi Petunjuk
Sementara itu, analis media sosial sekaligus CEO Malaka Project, Ferry Irwandi, menilai jejak digital bisa membantu menelusuri dalang kerusuhan.
“Dalam hitungan menit kita bisa tahu dari mana isu 25 Agustus itu muncul, siapa yang menggunakan hashtag bubarkan DPR, afiliasi mereka apa, siapa yang mereka dukung, dan siapa yang mereka serang. Simpel kok,” jelas Ferry dalam diskusi publik “Rakyat Bersuara” pada Selasa, 2 September 2025.
Menurut Ferry, metode data analytics, scraping, hingga OSINT bisa digunakan aparat. Namun ia mengingatkan, “Bukan berarti akun-akun itu pasti pelakunya. Tapi mereka bisa jadi titik awal untuk diperiksa."
“Itu cara kerja intelijen seharusnya, bukan sekadar menyebut nama-nama besar tanpa dasar,” tambahnya.
Misteri yang Belum Terjawab
Hingga kini, Polri masih berfokus menelusuri aliran dana untuk mengungkap siapa sebenarnya dalang di balik kerusuhan demo Agustus 2025.
Publik pun menunggu kelanjutan kisah tersembunyinya sosok mastermind yang disebut mengatur kerusuhan hampir serentak di berbagai daerah.**