peristiwa-internasional

Tradisi Diplomasi RI di Sidang PBB: Dari Pidato Soekarno "Membangun Dunia Kembali" hingga Momentum Bersejarah Prabowo

Senin, 22 September 2025 | 20:42 WIB
Menyoroti Presiden RI, Prabowo Subianto yang dijadwalkan akan berpidato di Sidang ke-80 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di AS. ( (Instagram.com/@prabowo))

(KLIKANGGARAN)– Untuk pertama kalinya dalam hampir satu dekade, Presiden Indonesia kembali naik podium Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Kali ini, giliran Prabowo Subianto yang akan menyampaikan pidato mewakili Indonesia.

Ketua DPR RI, Puan Maharani menilai kehadiran tersebut melanjutkan tradisi panjang diplomasi Indonesia di forum global.


“Ini merupakan pidato Presiden Republik Indonesia yang ditunggu-tunggu setelah hampir 10 tahun tidak ada Presiden Indonesia yang hadir di sidang PBB,” kata Puan Maharani di Jakarta, Senin 22 September 2025.

Baca Juga: Dugaan Oknum TNI Pukul Pengemudi Ojol di Pontianak, Korban Alami Patah Hidung Meski Pelaku Minta Maaf Proses Hukum Tetap Berjalan

Prabowo sendiri sudah tiba di New York pada Sabtu, 20 September 2025. Sekretaris Kabinet, Teddy Indra Wijaya menyebut pidato dijadwalkan pada Selasa, 23 September 2025.


“Presiden Prabowo Subianto akan menyampaikan pidato pada sesi Debat Umum di Sidang Majelis Umum ke-80 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), New York, Amerika Serikat,” ujar Teddy dalam keterangannya, Minggu 21 September 2025.

Prabowo tercatat akan berbicara pada urutan ketiga setelah Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva dan Presiden AS Donald Trump.

Baca Juga: Menelaah Usulan DPR Ubah Skema MBG Jadi Bantuan Tunai, Istana Tegaskan Distribusi Makanan Siap Santap Masih yang Terbaik

Publik pun menunggu, apakah isu klasik seperti Palestina kembali digaungkan, atau Prabowo menghadirkan perspektif baru menghadapi situasi geopolitik saat ini.

Jejak Sejarah RI di Sidang Umum PBB

Tradisi Indonesia berpidato di panggung PBB dimulai sejak era Presiden pertama RI, Soekarno.

Pada 30 September 1960, Bung Karno membacakan pidato monumental berjudul To Build the World Anew atau Membangun Dunia Kembali.

Baca Juga: Menkeu Purbaya Ungkap Strategi Kurangi Subsidi Listrik Lewat PLTS dan Energi Terbarukan Tanpa Bebani Kenaikan Tarif

Dalam pidato tersebut, ia menentang imperialisme dan kolonialisme sekaligus menawarkan Pancasila sebagai alternatif ideologi dunia. Pidato ini bahkan ditetapkan UNESCO sebagai Memory of the World pada 2023.

Halaman:

Tags

Terkini