peristiwa-daerah

Optimis Tolak Etnis Ronghiya, BEM Nus Aceh Gelar FGD Hadirkan Tokoh Nasional dan Akademisi Hukum

Kamis, 21 Maret 2024 | 11:20 WIB
BEM Nus Aceh Gelar FGD (klikanggaran)

Banda Aceh - Pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa Nusantara (BEM Nus ) Wilayah Aceh sukses menggelar kegiatan Fokus Group Discusion (FGD) yang berlangsung di Aula Hermes Palace Hotel yang berada di Jl. T. Panglima Nyak Makam, Lambhuk, Kec. Ulee Kareng, Kota Banda Aceh, Aceh, terhadap persolan marak masuknya Etnis Ronghiya ke wilayah Aceh melalui jalur laut, Kamis (20/03/2024).

Melalui Press Release yang diterima klikanggaran.com, Kamis (21/03/2024). Korda BEM Nus Aceh menyebutkan sebelumnya pada Desember 2023 lalu BEM Nus Aceh telah melakukan aksi unjuk rasa atau penolakan terhadap etnis Rohingya.

Hal tersebut dilakukan atas dasar kekecewaan BEM Nus karena dinilai lambatnya pemerintah dalam menyikapi serta tidak ada solusi yang kongkrit pada kasus Ronghiya yang kian hari mulai meresahkan masyarakat Aceh khususnya.

"Kami dari aliansi BEM Nus masih konsisten dalam kasus Etnis Ronghiya yang masuk secara besar besaran ke wilayah Aceh, sebelumnya juga kita telah menyatakan sikap menolak dengan cara menggelar aksi unjuk rasa bentuk kekecewaan atas lambatnya pemerintah dalam menyelesaikan permasalahan ini," ujar Muhammad Khalis, Korda BEM Nus Aceh.

Baca Juga: Sinopsis Impossible Heir Episode 8: In-ha adalah Otak DIbalik Hancurnya Tae-oh karena Kecemburuan dan Keserakahan

Pengurus BEM Nus Aceh Muhammad Khalis menyebutkan,  pada Rabu 20 Maret 2024 kembali melakukan aksi yang sedikit berbeda, yakni dengan menggelar Fokus Group Discusion (FGD) dan menghadirkan sejumlah Pemateri yang konsen dibidang hukum, pengamat kebijakan hingga unsur pemerintahan.

"Sebagaimana yang telah dilihat bersama sebelumnya, bahwa BEM Nus Aceh hingga Pusat telah menyikapi dengan serius persoalan masuknya Etnis Ronghiya ke wilayah Aceh melalui jalur laut, atas hal tersebut BEM Nusantara Aceh merespon dengan tegas dan menyatakan sikap menolak serta meminta pemerintah melalui bidang ke imigrasian untuk memulangkan kembali para etnis Rohingya agar tidak menimbulkan kegaduhan yang besar di tengah masyarakat," tegas Muhammad Khalis.

"Kegiatan FGD yang kita laksanakan mengangkat tema 'Refleksi Temu Wicara Terkait Peranan Pemerintah Tentang Langkah Solutif Dalam Menanggapi Kasus Imigran Rohingya' yang dimana akan melahirkan opsi serta pandangan dan kesepahaman dalam persoalan yang ada, bagaimana tidak, diluar sana cukup banyak berita yang menyudutkan pergerakan mahasiswa maka ini forum resmi kita buka guna menyadarkan masyarakat bahwasanya mahasiswa dan pemuda punya ide dan komitmen menjaga keutuhan bangsa dari gangguan asing," tambah Muhammad Khalis.

"Dalam kegiatan tersebut, BEM Nusantara Aceh mengundang Prof. Dr. Hikmahanto Juwana, S.H., LL.M., Phd.D, (Rektor Universitas jenderal Achmad yani), Dr. M. Gaussyah, S.H, M.H (Dekan Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala), serta Direktur pengawasan dan penindakan ke imigrasian kemenkumham RI, Saffar Muhammad Godam dan dipandu langsung oleh wartawan senior Aceh/CEO Modus Aceh, Muhammad Saleh, S.E.,M.M," terang Muhammad Khalis.

Baca Juga: Bupati MFA Lantik Sebanyak 83 Pejabat Fungsional Tertentu di Lingkup Pemkab Batang Hari Tahun 2024

Muhammad Khalis juga menyebutkan bahwa kegiatan yang berlangsung alot turut dihadiri Bustami Hamzah, merupakan PJ Gubernur Aceh, Kapolda Aceh yang diwakili Dirpolairud Kombes Risnanto, Dirintelkam Polda Aceh Kombes Pol. Muhammad Ali Khadapi, Pangdam yang diwakili As Intel, Kepala keimigrasian Banda Aceh, Kadis Kelautan & Perikanan Aceh, Kadis perternakan Aceh, Kasat reskrim polresta banda aceh, dan sejumlah OKP, hingga lembaga mahasiswa kampus PTN/PTS yang ada dibanda Aceh dan Aceh Besar, sedangakan yang berada diluar wilayah Banda Aceh dan Aceh Besar mengikuti melalui Zoom meeting. 

Khalis berharap dengan adanya kegiatan forkopimda aceh bersama dengan masyarakat dan mahasiswa dapat menyatukan pandangan terkait penolakan etnis rohingya yang mencoba datang ke Aceh serta mendapat solusi bagi pemerintah dalam mengeluarkan kebijakan, terutama untuk keimigrasian Aceh agar dapat meningkatkan kerja kerasnya dalam menyatukan pandangan bersama masyarakat Aceh terkait penolakan rohingya sehingga nantinya harapan kita bersama dapat tercapainya kedamaian dan terhindar dari gangguan asing.

"Kita juga menginginkan serta mendukung pihak kepolisian dalam mengungkapkan semua yang terlibat dalam kasus TPPO,sikat dan tuntaskan siapa saja yg terlibat demi kedamaian bersama khusus nya kedamaian bagi masyarakat aceh," tutup Khalis.

Baca Juga: MA DDI Masamba Raih Sertifikat Integritas Pendidikan dari KPK-RI 2023

Halaman:

Tags

Terkini