peristiwa

Argentina Melakukan Pembicaraan dengan IMF, sebelumnya Sudah Berhutang Sebesar $44 miliar

Jumat, 1 Maret 2024 | 18:52 WIB
Presiden Argentuna, Javier Milei (Instagram/@ javiermilei)

KLIKANGGARAN -- Pada Kamis, 29 Februari 20224, dengan mengutip Bloomberg, Russia Today melaporkan bahwa Argentina sedang melakukan pembicaraan dengan IMF mengenai program bantuan baru yang dirancang untuk mempercepat proses keluar dari kontrol modal.

Laporan tersebut mengatakan bahwa IMF mendorong pemerintah Argentina untuk membiarkan mata uangnya terdevaluasi lebih cepat di bawah apa yang disebut “crawling peg”.

Selain itu, Pemerintah Argentina berupaya untuk mempertahankan suku bunga di atas inflasi yang melonjak.

Presiden Argentuna, Javier Milei, berjanji akan menghilangkan apa yang disebut 'cepo' – kata yang digunakan masyarakat Argentina untuk merujuk pada pembatasan mata uang – sebelum akhir tahun.

Argentina sudah berutang kepada IMF sebesar $44 miliar. Pada bulan Januari, dana tersebut setuju untuk mengeluarkan $4,7 miliar untuk negara tersebut sebagai bagian dari rencana restrukturisasi utang meskipun Buenos Aires telah gagal memenuhi target terkait program pinjaman multi-miliarnya.

Sebagai negara dengan perekonomian terbesar ketiga di Amerika Latin, Argentina menanggung beban krisis ekonomi yang parah setelah berpuluh-puluh tahun terlilit utang dan salah urus keuangan.

Diperkirakan 40% penduduk Argentina hidup dalam kemiskinan. Tingkat inflasi tahunan negara ini termasuk yang tertinggi di dunia – sekitar 250% – dan diperkirakan akan meningkat lebih cepat dalam beberapa bulan ke depan, setelah pemerintah mendevaluasi peso lebih dari 50% sebagai bagian dari apa yang disebut 'terapi kejut' Milei.

Tak lama setelah menjabat pada bulan Desember, Milei yang menyebut dirinya ‘anarko-kapitalis’ telah memulai upaya pemotongan biaya secara dramatis untuk membalikkan keadaan.

Reformasi tersebut antara lain memangkas perlindungan pekerja, menderegulasi industri, memotong subsidi energi dan transportasi.

Meskipun ada kritik keras dan protes dari serikat pekerja, Milei sejauh ini tetap berpegang pada kebijakan barunya, memperingatkan bahwa perlu waktu untuk melihat hasilnya dan bahwa keadaan bisa menjadi lebih buruk sebelum menjadi lebih baik.***

Tags

Terkini