KLIKANGGARAN— Wafatnya mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI (Purn) Doni Monardo pada hari Minggu (03/12/2023) mengejutkan banyak pihak.
Sebelumnya Doni Monardo juga sempat dikabarkan meninggal dunia pada Oktober lalu. Informasi tersebut kemudian diklaim oleh website dinkominfo.purworejokab.go.id sebagai kabar hoax.
Untuk mengenang sosok Doni Monardo, tim KLIKANGGARAN menuliskan biografi singkat serta sejumlah prestasi almarhum dari berbagai sumber.
Doni Monardo lahir di Cimahi pada 10 Mei tahun 1963.
Letkol CPM Nasrul Saad (ayah) yang berasal dari Lintau, Kabupaten Tanah Datar dan Roeslina (ibu) dari Nagari Sungai Tarab, Tanah Datar.
Sebagai anak dari seorang prajurit, Doni kerap tinggal berpindah-pindah tempat. Mengahbiskan masa kanak-kanak di Aceh, kemudian pindah ke Padang hingga lulus dari SMA Negeri 1, Padang.
Doni memulai karier militernya mengikuti jejak ayahnya selepas menyelesaikan pendidikan di Akademi Militer (Akmil) tahun 1985.
Penempatan pertama langsung pada Komando Pasukan Khusus atau Kopassus tahun 1986 sampai dengan 1998.
Baca Juga: Dukung Prabowo, Ade Armando Serang PDIP di Media Sosial, Warganet : Air Susu Dibalas Air Tuba
Saat menjadi Koppasus, Doni menikah dengan Santi Ariviani tahun 1992. Pernikahannya melahirkan tiga buah hati, yaitu Azzianti Riani Monardo (1993), Reizalka Dwika Monardo (1997) dan Adelwin Azel Monardo (2003)
Pada tahun 1999 hingga 2001, lelaki yang gemar pada aktivitas menembak dan beladiri ini ditugaskan pada Batalyon Raider di Bali.
Kemudian ditarik kembali di Paspampres hingga tahun 2004, lalu mengikuti pelatihan counter terrorism yang dilaksanakan di Korea Selatan.
Nama Doni Monardo harum ketika ditugaskan Presiden Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi Wakil Komando Satuan Tugas untuk membebaskan kapal MV Sinar Kudus yang dibajak perompak Somalia. Atas keberhasilan itu pangkat Doni dinaikkan setingkat menjadi Brigadir Jenderal (Brigjen).