KLIKANGGARAN -- Pada Senin lalu Elon Musk mengunjungi Israel, bahkan mengikuti "tur" bersama PM Usrael, Benjamin Netanyahu.
Dilansir dari Russia Today, ketika di Israel, Elon Musk mengatakan bahwa Israel tidak punya pilihan lain selain menghancurkan Hamas.
Satu hari kemudian, anggota politbiro Hamas, Osama Hamdan, mengundang Elon Musk datang ke Gaza untuk melihat dampak serangan Israel yang tiada henti terhadap wilayah kantong Palestina.
Hamdan mengatakan pada konferensi pers di Beirut, Lebanon, bahwa Hamas akan dengan senang hati menunjukkan kepada Musk “ sejauh mana pembantaian dan penghancuran yang dilakukan terhadap rakyat Gaza sesuai dengan dengan standar objektivitas dan kredibilitas.”
Tentu saja, pernyataan salah satu petinggi Hamas itu merupakan undangan kepada Sang Miliader pemilik Tesla dan SpaceX tersebut.
Seorang pengguna X meminta Elon Musk mengomentari undangan tersebut.
Musk menjawab bahwa “[tampaknya] agak berbahaya di sana saat ini.”
“Tetapi, saya yakin bahwa kesejahteraan Gaza dalam jangka panjang adalah hal yang baik bagi semua pihak,” tambahnya.
Pada hari Senin, di mana ia bertemu dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Presiden Isaac Herzog, dan berjalan melewati kibbutz yang dihancurkan oleh Hamas.
Musk setuju dengan sikap Netanyahu terhadap Hamas, dengan alasan bahwa “mereka yang berniat melakukan pembunuhan harus dinetralisir.”
Perjalanan Musk ke Israel terjadi setelah miliarder itu mendapat masalah karena tuduhan bahwa dia menyembunyikan sentimen “anti-Semit” .
Secara khusus, ia dengan tegas menyetujui satu postingan yang menuduh orang-orang Yahudi “mendorong kebencian dialektis terhadap orang kulit putih yang mereka klaim ingin orang-orang berhenti gunakan untuk melawan mereka.”