Mahfud MD Singgung Arah Demokrasi Indonesia Mulai Menyimpang, Bongkar Warisan Orde Baru hingga Ancaman Legalisme Autokratik

photo author
- Senin, 24 November 2025 | 13:48 WIB
Mahfud MD bicara perkembangan demokrasi Indonesia dari masa ke masa.  ((Tangkapan layar YouTube Mahfud MD))
Mahfud MD bicara perkembangan demokrasi Indonesia dari masa ke masa. ((Tangkapan layar YouTube Mahfud MD))

 

(KLIKANGGARAN) – Pakar Hukum Tata Negara, Mahfud MD, kembali mengulas perjalanan panjang demokrasi Indonesia sambil mengingatkan adanya tanda-tanda kemunduran.

Dalam tayangan yang dirilis di kanal YouTube-nya pada Minggu, 23 November 2025, Mahfud menyebut praktik demokrasi kini bergerak menjauh dari makna sejatinya dan justru terjebak dalam formalitas yang menguntungkan kelompok berkuasa.

Menelusuri Ulang Periode Demokrasi Indonesia

Mahfud memaparkan fase-fase demokrasi sejak Orde Lama, Orde Baru, hingga era Reformasi. Ia menilai dinamika demokrasi di Indonesia tak pernah benar-benar berjalan lurus, melainkan penuh gejolak dan ancaman yang berubah pada tiap generasi.

Baca Juga: Impor 250 Ton Beras di Sabang Diduga Ilegal, Mentan Amran Ancam Copot Pejabat hingga Pastikan Tak Ada Izin dari Kemendag

Menurutnya, berbagai rezim sering memanfaatkan aturan hukum yang tampak demokratis untuk mengendalikan institusi negara. Hal itulah yang ia sebut sebagai model Autocratic Legalism, sebuah pola yang menurutnya kini mulai terlihat lagi di Indonesia.

Kritik Pedas untuk DPR Masa Orde Baru

Salah satu sorotan Mahfud adalah kondisi parlemen di zaman Orde Baru. Ia menyampaikan bahwa lembaga legislatif ketika itu tidak menjalankan fungsi pengawasan secara mandiri.

"DPR di zaman Orde Baru itu sebenarnya DPR rubber stem (stempel) untuk menguatkan kehendak pemerintah)," ujar Mahfud.

Mahfud menilai pola tersebut membuat demokrasi terlihat hidup, namun substansinya kosong.

Baca Juga: Survei Rikolto: Petani Kakao Luwu Utara Miliki Pendapatan Paling Ideal di Indonesia

"Orde Baru itu bukan satu pemerintahan yang secara substansi demokrasi, melainkan secara substansi otoritarisme dengan cover demokrasi," imbuhnya.

Korupsi Kini Dinilai Lebih Brutal

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Muslikhin

Sumber: Liputan

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X