KLIKANGGARAN -- IPC Terminal Petikemas (IPC TPK) salah satu anak usaha Pelindo Terminal Petikemas kembali melayani Adhoc Service yang dibuka oleh OVP Shipping dengan agen pelayaran KCA Global Maritim. Adhoc Service ini ditandai dengan sandarnya MV Fu Hai Sheng di Terminal Operasi 3 IPC TPK Tanjung Priok dengan tujuan akhir China. Layanan ini diharapkan dapat membuka peluang dan mendongkrak pasar perdagangan antara Indonesia dengan Tiongkok.
“Kami menyambut baik kehadiran layanan baru OVP Shipping. Kehadiran kapal MV Fu Hai Sheng bukan sekadar layanan baru, tapi wujud nyata keterhubungan maritim yang semakin kuat antara Indonesia dan Tiongkok. IPC TPK berkomitmen memberikan layanan terminal yang optimal bagi setiap mitra pelayaran. Melalui kolaborasi seperti ini, kami ingin berkontribusi pada peningkatan daya saing perdagangan nasional.” ujar Pramestie Wulandary, Corporate Secretary IPC TPK.
MV Fu Hai Sheng memiliki Length Overall 141 meter dan Beam 28 meter. Kapal berbendera Tiongkok ini telah dilakukan bongkar-muat dengan total 275 boxes. Kapal tersebut sandar pada Kamis, 9 Oktober 2025 pukul 06.00 WIB dan bertolak ke Port Klang, Malaysia di hari yang sama pukul 17.00 WIB. Rencananya kapal ini akan mengarungi rute Jakarta – Port Klang – Qingdao.
Sepanjang tahun 2025, IPC TPK telah melayani 6 service baru yang terdiri dari berbagai tujuan. Pelayaran perdana dibuka di awal tahun dengan ARX Service dari Marsa Ocean Shipping Direct Call tujuan Djibouti, layanan baru yang dihadirkan di bulan Februari dari Meratus Line dengan armada tambahan untuk mendukung PNG Service Direct Call tujuan Papua New Guinea, selanjutnya di bulan April IPC TPK melayani KM HT Progress dari Pelayaran FIAS dengan tujuan Bangkok dan Ho Chi Minh City, selanjutnya hadir layanan tambahan menuju Singapura di Pontianak dan Panjang di bulan Mei oleh Pelayaran Sukses Sindo Damai, di bulan September MV Alvan menjadi pembuka layanan baru menuju Vietnam yang dibuka oleh HDAS CO dengan agen Karana Line.
Melansir Badan Pusat Statistik (BPS) via Antara, nilai ekspor ke Tiongkok naik 8,9% dengan total USD 30,5 miliar di sepanjang Januari – Juni 2025. Kenaikan ini didorong terutama oleh ekspor produk nikel dan turunannya, seperti besi dan baja, serta jumlah komoditas pertanian dan perkebunan. Di sisi lain, nilai ekspor sejumlah produk pertanian dan perkebunan meningkat, di antaranya karet yang melonjak 182%, kopi hingga 90%, kakao 88% serta buah-buahan 10%. Pembelian barang-barang dari Tiongkok juga meningkat dengan total impor tumbuh 21% menjadi USD 40,2 miliar yang utamanya berupa kendaraan, peralatan elektronik, serta mesin dan peralatan teknis. Dengan demikian, potensi perdagangan antara Indonesia dan Tiongkok semakin meningkat dari tahun ke tahun.
“Sinergi antara operator terminal dan pelayaran menjadi kunci terciptanya rantai pasok yang efisien. Kami percaya layanan ini dapat menjadi langkah nyata mendorong pertumbuhan ekspor Indonesia.” tutup Pramestie.
Artikel Terkait
Kadis Dikbud Minta Napak Tilas Religi di Desa Pattimang Jadi Event Tahunan Daerah
Perkuat Hilirasi Pertanian, Bupati Andi Abdullah Rahim Audiensi ke Ditjen Perkebunan Kementan
Anggota DPRD Sulsel Lakukan Pengawasan Program Bantuan APBD Provinsi di Luwu Utara
Usai Evakuasi Rampung, Polda Jatim Naikkan Status Kasus Ambruknya Ponpes Al Khoziny ke Tahap Penyidikan
Data, AI, dan Kepercayaan: Fondasi Baru Transformasi Digital untuk Keberlanjutan Industri Keuangan dan Asuransi
Uji Materi UU Hak Keuangan di MK: Pemohon Soroti Hak Pensiun Anggota DPR dan Ketimpangan dengan Guru Honorer
Fakultas Pertanian Unja Dorong Transformasi Digital BUMDes Megariona Tangkit Baru
Tragedi Wafatnya Calon Praja IPDN Jatinangor: Pingsan Saat Apel Malam, Dinyatakan Henti Jantung, Keluarga Tolak Autopsi
Wacana Bangun Ulang Ponpes Al Khoziny Pakai APBN Masih Belum Final, DPR Ingatkan Risiko Kecemburuan antar Pesantren
Duduk Perkara Pencopotan Sekretaris Lurah Petojo Selatan karena Gaya Hidup Mewah: Pemprov DKI Tegaskan Integritas ASN