Trump Umumkan Israel Setujui Gencatan Senjata 60 Hari di Gaza, Hamas Diminta Ikut Menyetujui

photo author
- Rabu, 2 Juli 2025 | 07:12 WIB
Presiden AS Donald Trump menyatakan Israel setuju melakukan genjatan senjata terbatas selama 60 hari di Jalur Gaza. ((Instagram.com/@potus))
Presiden AS Donald Trump menyatakan Israel setuju melakukan genjatan senjata terbatas selama 60 hari di Jalur Gaza. ((Instagram.com/@potus))

(KLIKANGGARAN) Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan bahwa Israel telah menyetujui “kondisi yang diperlukan” untuk memfinalisasi gencatan senjata selama 60 hari di Jalur Gaza.

Pernyataan ini disampaikan Trump melalui platform Truth Social, seraya memberikan peringatan keras kepada Hamas agar menyetujui kesepakatan tersebut atau menghadapi konsekuensi yang lebih buruk.

“Israel telah menyetujui kondisi-kondisi penting untuk menyelesaikan gencatan senjata 60 hari, di mana kita akan bekerja sama dengan semua pihak untuk mengakhiri perang. Saya berharap, demi kebaikan Timur Tengah, Hamas menerima kesepakatan ini, karena tidak akan ada penawaran yang lebih baik – hanya akan semakin buruk,” tulis Trump.

Baca Juga: Hamdan ATT Tutup Usia: Mengenang Jejak Emas Sang Legenda Dangdut Indonesia

Kesepakatan ini dimediasi oleh Qatar dan Mesir, yang selama berbulan-bulan memfasilitasi perundingan damai antara Israel dan Hamas.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dijadwalkan bertemu Trump di Gedung Putih pekan depan untuk membahas rincian akhir dari perjanjian tersebut.

Namun, pihak Hamas masih menunjukkan sikap waspada. Seorang pejabat senior Hamas kepada Al Jazeera menyatakan, “Kami bertekad untuk mengejar gencatan senjata yang akan menyelamatkan rakyat kami,” sembari menuduh Israel telah “mensabotase proses negosiasi.”

Baca Juga: Kejagung Periksa Google soal Kasus Korupsi Laptop Chromebook Kemendikbud, Pihak Marketing akan Dipanggil

Kondisi di Gaza Memburuk

Sementara itu, kondisi kemanusiaan di Gaza terus memburuk. Laporan dari Kementerian Kesehatan Gaza mencatat bahwa lebih dari 56.000 orang telah tewas dan lebih dari 133.000 terluka sejak dimulainya serangan Israel pada Oktober tahun lalu.

Pada 1 Juli saja, sedikitnya 98 warga Palestina dilaporkan tewas dalam serangan udara Israel, termasuk warga yang tengah mencari bantuan makanan di lokasi distribusi yang didukung AS dan Israel.

Baca Juga: Dari Mindless Scrolling ke Mindful Reading: Transformasi Kecil yang Berdampak Besar

Kepala UNRWA, Philippe Lazzarini, mengkritik keras skema distribusi bantuan baru yang dikelola oleh Gaza Humanitarian Foundation (GHF). Ia menyebutnya sebagai “ladang pembantaian” yang memperparah penderitaan rakyat Palestina.

“GHF telah berubah menjadi tempat penembakan massal. Warga sipil berkumpul untuk mencari makanan, lalu menjadi sasaran peluru,” ujarnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Muslikhin

Sumber: AlJazeera

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X