KLIKANGGARAN --Pada hari Jumat, dua kapal Angkatan Laut Jerman melintasi Selat Taiwan, yang menurut militer China, “meningkatkan risiko keamanan” di kawasan tersebut.
Russia Today melansir bahwa Kementerian Luar Negeri China menuduh Berlin melakukan “provokasi” dan melanggar kebijakan Satu China.
Sejak tahun 1949, Taiwan telah memerintah sendiri setelah pasukan Nasionalis kalah dalam Perang Saudara China melawan Komunis dan melarikan diri ke pulau tersebut. Saat ini, hanya 12 negara di dunia yang mengakui Taiwan sebagai negara berdaulat.
Meskipun secara resmi mematuhi kebijakan Satu China, di mana Beijing dianggap sebagai satu-satunya otoritas yang berkuasa atas wilayah China, Amerika Serikat telah lama mempertahankan hubungan tidak resmi dan mendukung Taipei.
Baca Juga: Peserta asal Lutra Berhasil ke Final Lomba Qiraah Murattal MTQ ke-30 Tingkat Nasional
China bersikeras bahwa Taiwan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari wilayahnya, dengan Presiden Xi Jinping memperingatkan bahwa Beijing dapat menggunakan kekuatan militer untuk mendapatkan kembali kendali atas pulau tersebut.
Pada hari Jumat, Kementerian Pertahanan Taiwan mengonfirmasi melalui sebuah posting di X bahwa “kapal fregat angkatan laut Jerman dan sebuah kapal pasokan masing-masing berlayar melalui Selat Taiwan dari utara ke selatan hari ini.”
Lintasan fregat Baden-Wuerttemberg dan kapal pengisian bahan bakar Frankfurt am Main merupakan yang pertama dalam 22 tahun.
Seorang juru bicara Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat, Kapten Senior Li Xi, mengatakan bahwa "tindakan pihak Jerman telah meningkatkan risiko keamanan dan mengirimkan sinyal yang salah."
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Mao Ning menekankan bahwa "masalah Taiwan bukan tentang kebebasan navigasi tetapi tentang kedaulatan dan integritas teritorial Tiongkok."
Sementara Beijing menghormati hak negara lain untuk berlayar di perairan internasional, sebagaimana didefinisikan dalam Konvensi PBB tentang Hukum Laut, Beijing dengan tegas menentang "setiap tindakan provokasi dengan dalih kebebasan navigasi."
Kedutaan Besar Tiongkok di Berlin mengklarifikasi pada hari Jumat bahwa "perairan di Selat Taiwan adalah perairan internal Tiongkok, perairan teritorial, zona bersebelahan, dan zona ekonomi eksklusif dari kedua sisi laut."
Artikel Terkait
Prancis Tahan Pendiri Aplikasi Telegram, Pavel Durov
Pemerintah Kota Amsterdam Larang PNS-nya Gunakan Telegram sebab Berisiko Spionase
AS Tidak Bisa Menghindar dari Perang Nuklir Apabila Ukraina Diizinkan Menggunakan Rudal Jarak Jauh
Rusia Siap Berbagi Pengalaman dengan Negara Sahabatnya untuk Menaklukkan Persenjataan Barat Berdasarkan Perang dengan Ukraina
Medvedev: Rusia Masih Bersabar Untuk Menggunakan Nuklir, tetapi Sabar Juga Ada Batasnya