Setiap bom seberat 540 kg membawa 15 submunisi parasut yang ditargetkan secara individual, yang dapat disesuaikan untuk target tertentu, seperti kendaraan lapis baja atau stasiun radar.
Mereka juga dikatakan memiliki program khusus untuk mencegah kerusakan pada sasaran non-militer dan memastikan bahwa submunisi tidak dibiarkan begitu saja – persenjataan yang tidak meledak sehingga membuat senjata cluster yang lebih tua sangat berbahaya bagi warga sipil.
Bom tersebut dikatakan dapat dikerahkan dari ketinggian antara 100 meter dan 14 kilometer dengan pesawat yang terbang dengan kecepatan 700 hingga 1.100 kilometer per jam. Jangkauan maksimum Drel dilaporkan 30 km.
Tecmash, anak perusahaan Rostec yang memiliki Bazalt, mengatakan bahwa teknologi yang digunakan di Drel dapat digunakan kembali untuk aplikasi sipil, termasuk mengirimkan pasokan darurat melalui udara ke daerah terpencil dengan presisi tinggi.***
Artikel Terkait
Presiden Rusia, Vladimir Putin, Akan Mengambil Bagian dalam KTT G20 Virtual yang Diselenggarakan oleh India, Kita Tunggu Saja
Mantan Presiden Rusia: Esensi keamanan AS Adalah Siap Korbankan Negara Lain demi Kepentingannya
Serangan Drone Massal di Moskow Berhasil Digagalkan dan Telah Ditembak Jatuh di Luar Ibu Kota Rusia, Satu Drone Macet
Swiss Impor 14 Ton Emas Rusia atau Senilai 879 Juta Dolar melalui Negara Ketiga untuk Hindari Sanksi Barat
Komandan Pasukan Perlindungan Nuklir, Kimia, dan Biologi Angkatan Bersenjata Rusia Tuduh Ukraina Meracuni Makanan dengan Bahan Kimia
Hati-Hati Adakan Pesta di Rusia, Kalau Enggak Bisa Dipenjara dan Didenda Belasan Juta seperti yang dialami Pembawa Acara TV dan Influencer
Tank Leoprad 2 Buatan Jerman Milik Ukraina Dilumpuhkan Drone Rusia di Bagian Utara Garis Depan Donetsk: Klaim Kementerian Pertahanan Rusia
Rusia Menjadi Pemasok Minyak dan Gas Terbesar bagi Turki Mendekati 60 Persen pada Tahun 2023
Kementerian Pertahanan Rusia: Dua Pesawat Tempur Ukraina Telah Ditembak Jatuh