Gini Ratio Luwu Utara Terendah di Sulsel, Pemerataan Kesejahteraan Masyarakat Terus Membaik

photo author
- Rabu, 10 Januari 2024 | 13:50 WIB
Ilustrasi (Google)
Ilustrasi (Google)

Lebih jauh dia menjelaskan bahwa untuk metode Koefisien Gini, pemerataan pendapatan dapat dilihat dengan menggunakan "Kurva Lorenz".

“Menurut H. T. Oshima, apabila nilai Gini Ratio lebih kecil dari 0,4 Poin, maka suatu daerah masuk kategori Ketimpangan RENDAH,” terangnya.

“Sementara nilai Gini Ratio 0,4 poin -- 0,5 poin, suatu daerah masuk dalam kategori ketimpangan SEDANG. Apabila nilai Gini Ratio lebih dari 0,5 poin, maka daerah tersebut masuk kategori Ketimpangan TINGGI,” sambung dia.

Aspar mengatakan bahwa mempertahankan dan menurunkan nilai Gini Ratio di setiap daerah itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Butuh perencanaan yang matang dengan peletakan rumusan kebijakan yang mampu melihat berbagai dimensi dan arah pembangunan.

Dan Pemerintah Daerah Kabupaten Luwu Utara, lanjut dia, telah mampu melakukan berbagai rumusan kebijakan dan perencanaan pembangunan yang baik, sehingga arah pembangunan dari waktu ke waktu terus mengalami perbaikan, tepat sasaran dan tepat guna.

“Tidak ada kata lelah dan menyerah, Bupati bersama jajarannya mulai dari tingkat kabupaten sampai tingkat desa, telah mampu menembus pelosok terluar, terpencil dan terisolir dalam upaya memperoleh gambaran dan fenomena di setiap pelosok untuk dasar peletakan kebijakan dan arah pembangunan yang tepat sasaran dan tepat guna,” ucap Aspar.

“Dan hal ini telah dibuktikan dengan hasil yang nyata tanpa rekayasa atas koreksi/capaian positif terhadap semua indikator pembangunan daerah di Luwu Utara, baik dari makro ekonomi maupun dari sosial budaya hingga tahun 2023,” pungkasnya (LHr)

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Insan Purnama

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X