Hasil Survei Capres Amerika Serikat, Donald Trump akan Menangi Pilpers Amerika 2024 Kalahkan Biden, Kasus Dugaan Korupsinya Ternyata Tidak Ada Efek!!

KLIKANGGARAN –Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump diprediksi akan terpilih kembali menjadi Presiden Amerika pada pemilihan presiden November 2024 tahun depan.

Donald Trump yang diusung Partai Republik menurut survei yang dirilis oleh Wall Street Journal (WSJ) pada Sabtu (9/12/2023) waktu setempat, atau Minggu (10/12/2023) unggul atas Joe Biden dari Partai Demokrat.

Menurut WSJ, Trump unggul atas Biden dengan selisih empat persen – 47% berbanding 43%.

Keunggulan Trump atas Biden dalam dalam survei ini adalah untuk pertama kalinya sejak Trump kalah melawan Biden dalam pemilihan presiden Amerika empat tahun lalu.

Baca Juga: Iklan Produk Zara Memicu Reaksi karena Mirip dengan Kehancuran Gaza, Warganet: Boikot Zara!

Keunggulan Donald Trump dalam survei tersebut mengindikasikan bahwa pemilih di Amerika tidak terpengaruh dengan dugaan kasus yang sedang membelit Donald Trump.

Bahkan jejak pendapat lain yang menyatakan Donald Trump sebagai “korup” tidak mempengaruhi pemilih Amerika.

Penyebab Biden Kalah
Data WSJ menunjukkan bahwa Biden, yang kebijakan luar negerinya menjadi sorotan tajam akibat konflik di Timur Tengah dan Ukraina, juga mengalami penurunan drastis dalam sejumlah kategori kunci.

Hanya 23% pemilih yang disurvei mengatakan bahwa kebijakan Biden telah membantu mereka secara pribadi .

53% pemilih Amrika berpendapat, kebijakan luar negeri Biden merugikan meraka dan membuatnya telah "terluka."

Baca Juga: WOW! Jimin BTS Menempati Posisi Pertama di Billboard 'Hot 100' dan Terpilih ‘20 Things that Happened for The First Time in 2023' New York Times

Kebijakan Trump Lebih Disukai
Jika kebijakan Biden dinilai responden melukai rakyat Amerika, sebaliknya dengan kebijakan Donald Trump.

Sekitar setengah responden menyatakan, kebijakan Trump secara pribadi membantu mereka selama empat tahun masa jabatannya di Gedung Putih.

Sementara itu, kinerja Biden keseluruhan berada pada tingkat terendah sepanjang sejarah survei yang dilakukan WSJ.