Biden Mengakhiri Dukungan AS untuk Perang Arab Saudi di Yaman

photo author
- Jumat, 5 Februari 2021 | 20:20 WIB
KONFLIK YAMAN
KONFLIK YAMAN


(KLIKANGGARAN)--Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, mengumumkan berakhirnya dukungan AS untuk koalisi pimpinan Saudi yang mengobarkan perang di Yaman, dalam pembalikan kebijakan besar dari pemerintahan sebelumnya yang dapat mengubah jalannya konflik, demikian laporan Middle East Eye pada 4 Februari 2021.


"Perang ini harus diakhiri. Dan untuk menggarisbawahi komitmen kami, kami mengakhiri semua dukungan Amerika untuk operasi ofensif dalam perang di Yaman, termasuk penjualan senjata yang relevan," kata Biden pada Kamis dalam pidato kebijakan luar negeri besar pertamanya.


Belum jelas apakah Biden akan menangguhkan semua penjualan senjata ke Arab Saudi atau hanya senjata yang dapat digunakan dalam operasi ofensif di Yaman.


Baca Juga: AS Mengirim Kapal Perang Melewati Pulau-Pulau Laut China Selatan yang Dikuasai China untuk Pertama Kali dalam Pemerintahan Biden


Biden mengikuti pernyataannya tentang mengakhiri dukungan kepada koalisi yang dipimpin Saudi dengan menyuarakan komitmen untuk keamanan kerajaan.


"Arab Saudi menghadapi serangan rudal, serangan UAV [kendaraan udara tak berawak] dan ancaman lain dari pasukan pasokan Iran di banyak negara," kata Biden. "Kami akan terus mendukung dan membantu Arab Saudi mempertahankan kedaulatannya dan integritas teritorialnya serta rakyatnya."


Biden menyatakan dukungan untuk upaya PBB untuk mengamankan gencatan senjata di Yaman dan berjanji untuk meningkatkan bantuan kemanusiaan AS dan keterlibatan diplomatik untuk mengakhiri konflik tersebut.


Presiden AS juga mengumumkan Timothy Lenderking, seorang diplomat karir, sebagai utusan untuk Yaman.


"Saya telah meminta tim Timur Tengah saya untuk memastikan dukungan kami bagi prakarsa yang dipimpin Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk memberlakukan gencatan senjata, membuka saluran kemanusiaan dan memulihkan pembicaraan damai yang sudah lama tidak aktif," kata Biden.


Arab Saudi dan sekutu regionalnya, yakni Uni Emirat Arab, telah melakukan kampanye pengeboman di Yaman sejak 2015 terhadap pemberontak Houthi di negara itu untuk memulihkan pemerintahan Presiden Abd Rabbuh Mansour Hadi.


Riyadh memandang Houthi sebagai proksi Iran, tetapi pemberontak menyangkal menerima dukungan material dari Teheran.


Konflik tersebut telah menewaskan lebih dari 100.000 orang dan membawa negara yang sudah miskin itu ke ambang kelaparan, yang oleh PBB disebut sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia.


Mantan Presiden Donald Trump menolak seruan untuk mengakhiri bantuan AS untuk koalisi yang dipimpin Saudi dan pada 2019, ia memveto undang-undang untuk mengakhiri dukungan itu.


Biden telah berjanji untuk "menilai kembali" hubungan AS-Saudi. Bulan lalu, pemerintah membekukan penjualan senjata ke Riyadh dan meninjau pembelian yang dilakukan oleh UEA.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Nisa Muslimah

Tags

Rekomendasi

Terkini

X