Setelah Inggris, Bahrain Umumkan Setujui Penggunaan Vaksin Covid-19

photo author
- Sabtu, 5 Desember 2020 | 07:44 WIB
vaksin covid
vaksin covid


(KLIKANGGARAN)--Bahrain mengatakan telah menyetujui penggunaan darurat vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh Pfizer dan mitra Jerman, BioNTech. Jadi, Bahrain setuju vaksin.


Persetujuan pada hari Jumat menjadikan Bahrain negara kedua di dunia yang memberikan otorisasi penggunaan darurat untuk vaksin tersebut, kantor berita nasional Bahrain BNA melaporkan, sebagaimana dikutip Al Jazeera.


Sementara Inggris menjadi negara pertama, sebagaimana diumumkan pada hari Rabu.


“Bahrain telah menyetujui vaksin Pfizer / BioNTech COVID-19 yang akan digunakan untuk kelompok berisiko tinggi,” kata National Health Regulatory Authority (NHRA) Bahrain.


BACA JUGA: Departemen Luar Negeri AS Memberikan Sanksi kepada Pejabat Pemerintah China atas ‘aktivitas pengaruh koersif’


Bahrain tidak mengatakan berapa banyak vaksin yang telah dibeli, atau kapan vaksinasi akan dimulai. Itu tidak segera menanggapi pertanyaan dari kantor berita The Associated Press, begitu pula Pfizer.


Tantangan langsung bagi Bahrain adalah kondisi di mana vaksin harus disimpan. Mereka harus dikirim dan disimpan pada suhu sangat dingin kira-kira minus 70 derajat Celcius (minus 94 derajat Fahrenheit).


Bahrain adalah negara Timur Tengah yang secara teratur memiliki suhu di musim panas sekitar 40 derajat Celcius (104 derajat Fahrenheit) dengan kelembaban tinggi.


BACA JUGA: Sah! PBB Hapuskan Ganja dari Daftar Narkotika Paling Berbahaya di Dunia


Bahrain memang memiliki maskapai milik negara, Gulf Air, yang dapat digunakan untuk mengangkut vaksin. Di dekat Uni Emirat Arab, maskapai penerbangan jarak jauh yang berbasis di Dubai, Emirates telah mengatakan sedang mempersiapkan fasilitasnya untuk mendistribusikan vaksin pada suhu yang sangat dingin.


Vaksin juga membutuhkan dua dosis untuk diberikan dengan jarak tiga minggu.


Bahrain telah memberikan otorisasi penggunaan darurat untuk vaksin China yang dibuat oleh Sinopharm dan telah menginokulasi sekitar 6.000 orang dengannya.


Vaksin itu, suntikan "tidak aktif" yang dibuat dengan menumbuhkan seluruh virus di laboratorium dan kemudian membunuhnya, juga digunakan di UEA.


“Persetujuan vaksin Pfizer / BioNTech akan menambah lapisan penting lebih lanjut pada tanggapan COVID-19 nasional Kerajaan,” Mariam al-Jalahma, kepala eksekutif NHRA mengatakan kepada BNA.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Nisa Muslimah

Tags

Rekomendasi

Terkini

X