Indonesia Nomor 2 di ASEAN, Kemendag Diminta Buat Aturan Harga Tes Covid-19

photo author
- Minggu, 7 Juni 2020 | 05:58 WIB
vaksin corona 1
vaksin corona 1


JAKARTA, klikanggaran - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, meminta Kementerian Perdagangan untuk membuat regulasi agar harga alat swab test untuk uji spesimen virus corona seragam dan murah.


"Jadi tidak boleh ada persaingan terbuka. Karena ini adalah kita perang lawan Covid dan jangan ada orang yang mengambil untung terlalu banyak," ujar Muhadjir dalam keterangan tertulis, Sabtu (6-6-2020), usai rapat koordinasi bersama Gugus Tugas dan kementerian/lembaga.


Menurutnya, proses tracking perlu diperbanyak. Hal tersebut perlu dilakukan agar kasus Covid-19 bisa lebih terdeteksi dan penyebarannya. Hal ini senada dengan permintaan Presiden Joko Widodo dalam rapat terbatas sebelumnya.


Muhadjir juga meminta agar tim peneliti vaksin Covid-19 yang dibidangi oleh Kemenristek/BRIN terus dimotivasi dan didukung proses kerjanya agar bisa menghasilkan vaksin secara cepat demi kemandirian bangsa.


"Kalau kita gagal mempercepat penemuan vaksin pasar itu akan dijarah produsen luar negeri. Dan ini sangat bagus kalau kita hindari ruang itu," kata Muhadjir.


Rapat koordinasi ini digelar Muhadjir bersama dengan Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19. Hal ini menindaklanjuti perintah Jokowi agar segara mengatur strategi percepatan penanganan Covid-19. Muhadjir meminta berbagai upaya perlu dilakukan agar percepatan penanganan Covid-19 bisa sukses dilakukan.


Salah satunya dengan menambah jumlah pengujian spesimen virus Corona dengan metode polymerase chain reaction (PCR) mencapai 20 ribu per hari. Muhadjir mengatakan saat ini pengujian spesimen sudah mencapai lebih dari 10 ribu per hari.


Sebagai catatan, di Indonesia, kasus positif virus corona (Covid-19) bertambah 993 sehingga total sudah mencapai 30.514 kasus per hari ini, Sabtu (6/6). Angka kumulatif tersebut membuat Indonesia berada di urutan ke-11 kasus positif terbanyak di Asia dan ke-2 di Asia Tenggara.

Merujuk data John Hopkins University dalam situs coronavirus.jhu.edu per Sabtu (6/6), negara di Asia urutan pertama adalah India dengan 236.657 kasus positif. Diikuti Iran dengan 167.156 kasus positif.

Kemudian di urutan ketiga adalah Arab Saudi dengan 95.947 kasus positif. Urutan selanjutnya berturut-turut yakni Pakistan 93.983 kasus, China 84.177 kasus, Qatar 65.495 kasus, Bangladesh 60.391 kasus, Uni Emirat Arab 37.642 kasus.


Lalu, Singapura 37.183 kasus positif, Kuwait 30.644 kasus kemudian Indonesia dengan 30.514 kasus.

Masih merujuk data John Hopkins University, meningkatnya jumlah kasus positif yang mencapai 30.514, membuat Indonesia berada di urutan kedua di Asia Tenggara. Indonesia berada di bawah Singapura dengan 37.183 kasus positif.

Di bawah Indonesia ada Filipina dengan 20.626 kasus, Malaysia 8.266 kasus, Thailand 3.102 kasus, Vietnam 329 kasus, Myanmar 236 kasus, Brunei Darussalam 141 kasus, Kamboja 125 kasus, Timor Timur 24 kasus, dan Laos 19 kasus.


 


 


Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Tim Berita

Tags

Rekomendasi

Terkini

X