Jakarta, KlikAnggaran.com - Awal bulan Agustus ini media sosial, media elektronik baik TV dan Radio digemparkan oleh hadirnya makanan ringan dengan kemasan yang mengarah pada pornografi. Makanan ringan tersebut dikemas dengan kata-kata yang tidak pantas bagi sebagian orang, khususnya untuk anak-anak. Makanan ringan yang dijual hanya melalui salah satu toko online itu sontak membuat para tokoh masyarakat angkat bicara.
Anggota Komisi IX, Okky Asokawati dalam rilisnya pada tanggal 5 Agustus 2016, menyatakan strategi penjualan makanan ringan “Bikini (Bihun Kekinian)” tidak tepat, karena didukung tagline dan kemasan yang tidak pantas. Menurut Okky, kreatifitas harus sesuai dengan norma yang berlaku.
“Bisnis start-up ‘rintisan’ yang belakangan menjadi tren di Indonesia semestinya juga tetap memperhatikan soal norma dan aturan main yang berlaku. Apalagi diketahui, merek dagang ‘bikini’ belum mengantongi izin dari instansi terkait,” kata Okky.
Okky menambahkan, bahwa kreatifitas harus didukung oleh misi edukasi, “Kreativitas anak negeri harus didukung agar maju, namun tetap mengemban misi edukasi pada publik,” tegas Politisi Partai Persatuan Pembangunan itu.
Okky juga meminta agar semua pihak bisa saling mengawasi. ”Di tengah pesatnya bisnis online seperti saat ini, semestinya pengawasan BPOM jauh lebih ditingkatkan dan menerapkan terobosan-terobosan signifikan. Seluruh stakeholder seperti Kementrian Perdagangan, Kementrian Perindustrian, Badan Ekonomi Kreatif, BPOM, dan pemerintahan daerah agar senantiasa bersinergi memberikan pembinaan terhadap pelaku usaha kreatif,” kata anggota Komisi IX tersebut.
