Gerakan Tolak Ahok, Saatnya Suara Rakyat Berjalan

photo author
- Kamis, 4 Agustus 2016 | 02:08 WIB
images_berita_Jul_16_IMG-20160804-WA0001
images_berita_Jul_16_IMG-20160804-WA0001

Jakarta, KlikAnggaran.Com - Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau yang akrab disapa Ahok, telah memutuskan untuk maju melalui partai politik dalam Pilgub DKI Jakarta 2017 nanti. Sikap Ahok ini dinilai inkonsistensi dan mengecewakan banyak pihak, setelah sebelumnya dia (Ahok) mendeklarasikan mosi tidak percaya Parpol dan hendak maju di Pilgub DKI Jakarta dengan jalan independent.

Belum usai kritikan mengenai inkonsistensi itu, Ahok kembali mendapat kritikan yang tidak menyenangkan. Kali ini kritikan muncul dari beredarnya spanduk yang bertuliskan penolakan warga terhadap Ahok di beberapa wilayah. Hal ini menunjukan bahwa warga sudah tidak mengharapkan Ahok kembali memimpin ibukota negara ini.

 

Edysa Girsang, atau yang biasa disapa Eq memberikan pandangan mengenai derasnya penolakan warga terhadap Ahok. Menurutnya, saat ini warga sudah mulai memahami tipikal pemimpinnya yang gemar mengeluarkan kata-kata kasar. Bukan hanya itu, sikap Ahok yang tidak konsisten antara kata dan perbuatan, tidak mencerminkan sikap sebagai seorang pemimpin.

“Dengan memilih jalur partai politik, sesungguhnya Ahok telah menjilat ludah sendiri yang pernah menghujat dan merendahkan martabat partai, serta membohongi temannya sendiri, yakni Teman Ahok,” kata Eq, saat berbincang dengan Klikanggaran.Com di Jakarta, Rabu (03/08/16).

Eq juga menambahkan, bahwa beredarnya spanduk penolakan Ahok dan gerakan tiga juta KTP menolak Ahok merupakan ekspresi kekecewaan warga terhadap etika berpolitik Ahok. Sikap semena-mena Ahok inilah yang memancing kemarahan warga. Bukan hanya warga Jakarta saja, warga Surabaya pun terpancing emosinya ketika gubernur DKI Jakarta ini coba provokasi antara Risma dengan Jokowi.

“Tindakan warga (menolak Ahok) itu kan bentuk kemarahan warga terhadap sikap semena-mena Ahok selama memimpin ibukota. Bahkan, bukan hanya warga Jakarta saja, warga Surabaya pun menunjukkan kebenciannya kepada Ahok. Karena dia (Ahok) berusaha memprovokasi Risma dengan Jokowi terkait kesamaan kader PDI Perjuangan dan posisi Presiden,” terang Eq.

Aktivis sosial yang juga bakal calon gubernur dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini juga mengatakan, tidak ada alasan yang masuk akal bagi PDI Perjuangan untuk mengusung Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta 2017 nanti berdasarkan nilai-nilai idiologi dan perjuangannya.

“Saat ini PDI Perjuangan memang belum mengumumkan keputusan partai terkait Pilgub DKI 2017. Namun, sesuai dengan semboyan partainya wong cilik, maka semestinya PDI Perjuangan juga mendengarkan suara wong cilik yang tidak mau Jakarta dipimpin Ahok dengan segala tindakan kasarnya terhadap rakyat," tegas Eq yang pernah menjadi Ketua Posko Pemuda Mahasiswa pro Mega di tahun 1996 silam.

Eq juga mengapresiasi keputusan DPD DKI Jakarta, PDI Perjuangan yang dipimpin plt. Bung Bambang DH, untuk tidak mengusung Ahok menjadi calon pada pilkada 2017 nanti.

"Aku salut atas keberanian mereka untuk mendengar suara rakyat arus bawah, ini saatnya suara rakyat yang berjalan," pungkasnya.

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Kit Rose

Tags

Rekomendasi

Terkini

X