Jakarta, Klikanggaran.com - Acara Seminar Pertemuan Nasional Lakpesdam NU dengan mengambil tema 'Gotong Royong Mewujudkan Indonesia Inklusif' di Hotel Kartika Chandra, Jakarta Pusat. Bulukumba tampil dalam acara tersebut mewakili Lakpesdam Bulukumba dengan memperkenalkan budaya tari yang disebut Tari Pabitte Passapu (Bitte Passapu), yang berarti menyabung sapu tangan (passapu).
Dalam tarian ini sapu tangan dianggap seperti ayam yang disabungkan. Tari ini merupakan tari kerajaan Ammatoa Kajang, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Namun, dalam perkembangannya tari Bitte Passapu ini dijadikan tarian untuk menjemput tamu adat atau acara pernikahan. Oleh karenanya, selain memperkenalkan budaya tari ini, Lakpesdam Bulukumba juga memberikan penyambutan kepada peserta yang hadir.
Konon katanya, tari Pabbitte Passapu diilhami persabungan ayam antara Sawere Gading dengan puteranya sendiri yang bernama Ilagaligo, namun secara mendasar tarian ini merupakan sebuah kritikan dan juga menjadi sebuah sindiran yang diperuntukkan kepada orang yang hanya mampu menghabiskan waktunya di arena persabungan ayam.
Pesan moral lain yang terkandung dalam tarian ini bahwa segala bentuk kemenangan yang diraih dengan cara kecurangan maka esensinya adalah kegagalan.
Tarian ini juga mengandung nilai etos budaya Bugis Makassar dan Kajang itu sendiri, nilai etos budaya itu dikenal dengan 'Siri', yaitu nilai-nilai adat Kajang le'leng Ammatoa yang harus dipertahankan, bila perlu harus diselesaikan dengan pertumpahan darah.
"Asumsi lainnya, bahwa Siri harus dipertahankan, dan jika ingin diselesaikan harus dilakukan dengan pertumpahan darah," kata Suardi, salah satu peserta tari asal Bulukumba kepada klikanggaran.com.