Keturunan Thionghoa, Bhineka Tunggal Ika, dan Bangsa Indonesia

photo author
- Jumat, 4 November 2016 | 03:17 WIB

Jakarta, Klikanggaran.com - Sumpah Pemuda yang baru saja diperingati sejatinya bukan hanya sekedar acara seremonial tanpa arti. Sumpah Pemuda punya makna dan arti yang sangat suci dan dahsyat. Sumpah Pemuda merupakan pemersatu, dimana dalam momentum tersebut suku, agama, ras serta golongan mampu mereka tanggalkan untuk satu tujuan suci mengusir penjajah dari bumi pertiwi demi sebuah tujuan yaitu merdeka.

 

Beragam etnis dan suku bangsa yang ada di Indonesia merupakan anugerah serta kelebihan yang diberikan oleh Tuhan untuk bangsa ini. Namun, amat sangat disayangkan, Sumpah Pemuda yang pada waktu kelahirannya mampu menjadi pemersatu, kini seakan dikesampingkan.

Peringatan 88 tahun lahirnya Sumpah Pemuda pada tahun ini menjadi kilas balik akan bangkitnya semangat kaum muda untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dan negara. Lembaga Kajian Strategis Bangsa (LKSB), sebuah lembaga yang konsen terhadap permasalahan-permasalahan bangsa menggagas sebuah acara yang mengingatkan sekaligus meneguhkan diri sebagai bangsa yang majemuk. Acara tersebut juga diisi dengan deklarasi sekaligus pembubuhan tanda tangan di spanduk dengan tema kembali ke khittah pemuda 1928.

Yang menarik dalam acara tersebut adalah hadirnya beberapa perwakilan kaum muda dari etnis Tionghoa. Ulung Risman, perwakilan pemuda dari keturunan etnis Tionghoa itu ketika dihubungi melalui sambungan selulernya membenarkan bahwa dirinya hadir dan ikut serta membubuhkan tanda tangan sebagai bentuk dukungannya agar kaum muda bangsa Indonesia terus menjaga semangat persatuan dan kesatuan demi mencapai tujuan bangsa dan negara tanpa mempermasalahkan asal etnis, suku, ras, agama, dan golongan. Ulung mengatakan, sejarah telah membuktikan bahwa berbeda bukan hambatan untuk menyatukan kekuatan demi membangun negeri.

"Pemuda Indonesia mempunyai tugas dan panggilan sejarah untuk terus melanjutkan apa yang sudah didesain dan diwariskan oleh founding fathers kita. Terkait situasi saat ini, sepenuhnya kita harus sadar bahwa proses membangun kebangsaan ini adalah suatu proses panjang yang tiada akan berakhir, terus menerus menanamkan, merawat, dan menumbuhkan kembangkan persatuan, persaudaraan, dan kebhinekaan kita," kata Ulung, sapaan akrabnya melalui pesan elektroniknya, di Jakarta, Jumat (04/11/2016).

Wasekjen Pengurus Pusat Indonesia Tionghoa ini sangat mengapresiasi acara yang digagas oleh LKSB. Dirinya berharap agenda tersebut semakin menambah semangat bagi kaum muda untuk dapat terus menjaga ruh dan semangat persatuan.

"Acara yg digagas oleh sahabat Bung Ghopur, Direktur Eksekutif LKSB yang juga intelektual muda NU, yang dihadiri oleh teman-teman dari PMII, PMKRI, GMKI, GMNI, dan Gema INTI, juga Komunitas Kampung Sawah ini merupakan pertemuan yang sangat produktif di tengah situasi bangsa yang kurang kondusif. Tentunya kita berharap, pertemuan ini akan menguatkan proses kebangsaan yang terus kita jaga dan bangun bersama," ujarnya.

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Kit Rose

Tags

Rekomendasi

Terkini

X