Waspada Media Hasil "Ternak" Parpol

photo author
- Selasa, 18 Oktober 2016 | 08:37 WIB

Jakarta, Klikanggaran.com - Akhir-akhir ini banyak kekuatan media mendirikan partai politik. Terlepas dari fungsi sebagai kontrol, pemerintah sekarang juga ingin berkecimpung sebagai pembuat pemerintahan. Ironi terkadang, media diminta untuk independen, namun dijadikan oleh suatu kelompok untuk alat publikasi partai politik tertentu.

Guru Besar Komunikasi Universita Airlangga, Prof. Dr. Henry Subiakto, meminta publik untuk mewaspadai gerakan media yang merupakan “ternak” partai politik tertentu.

 

“Sekarang ini banyak media hasil “ternak” partai politik, mereka digunakan untuk mendukung salah satu partai politik beserta kebijakannya. Atau, bisa jadi untuk menyerang seseorang dan partai politik yang berseberangan dengan partai politik yang melahirkan media tersebut,” ujar Henry saat Diskusi Media Sosial Strategi Optimalisasi Partai Politik yang diselenggarakan oleh Fraksi PPP di Gedung DPR RI, Selasa (18 /10/2016).

Henry mengingatkan, ada 3 wajah media saat ini. Pertama media sebagai institusi bisnis, yaitu tempat orang mencari penghasilan atau profit. Kedua institusi sosial, yaitu menyentuh cara berpikir banyak orang. Ketiga institusi politik, yaitu memiliki kekuatan untuk memperngaruhi opini.

Henry yang kini juga menjabat sebagai Staf Ahli Kemenkoinfo tersebut juga menambahkan, perkembangan media, terutama media online, semakin pesat seiring beralihnya teknologi dan keuntungan yang didapat.

“Saat ini banyak media, khususnya media online mendapat keuntungan iklan, bahkan jika mereka dekat dengan pemerintah bisa mendapat penunjukan langsung terkait anggaran komunikasi di daerah,” kata Henry.

Pengawasan terhadap media, menurut henry semakin longgar. Ia mencontohkan beda aturan media online dan media cetak. Jika banyak media menjadi ternak partai politik tentu membuat demokrasi semakin tidak ideal.

“Aturan media online tidak perlu pake izin, kalau media cetak harus berbadan hukum dan didaftarkan di Kemenkumham. Maka, saat ini banyak orang membuat media online hasil ternak partai politik untuk mempengaruhi calon pemilih,” pungkas Henry.

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Kit Rose

Tags

Rekomendasi

Terkini

X