Ratna Sarumpaet: Dukung Ahok, Mega Gagal Jadi Putri Bangsa

photo author
- Kamis, 22 September 2016 | 01:18 WIB
images_berita_Sep16_1-FARRI-Ratna
images_berita_Sep16_1-FARRI-Ratna

Jakarta, Klikanggaran.com - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) telah secara resmi mengumumkan akan mengusung Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) dengan didampingi Djarot Syaiful Hidayat sebagai wakilnya dalam pentas demokrasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta tahun depan.

Pilihan Megawati sebagai ketua umum partai banyak menimbulkan banyak pertanyaan sekaligus tanggapan di kalangan publik atas keputusan yang diambil oleh Putri Proklamator negeri itu. Ratna Sarumpaet adalah salah satu orang yang menilai bahwa keputusan tersebut kurang tepat.

 

Hal tersebut dilontarkan oleh Ratna ketika dia bersama beberapa rekannya yang tergabung dalam Aliansi Gerakan Selamatkan Jakarta (AGS) melakukan aksi demonstrasi di depan Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Ratna Sarumpaet mengatakan, dengan mengusung Ahok, PDIP telah salah melangkah, dan ini merupakan sebuah kesalahan besar. Hal ini disebabkan karena selama ini image yang terbangun, PDIP adalah ’partai wong cilik’, jauh berbeda dengan image Ahok yang terkenal karena kebijakannya yang ’anti wong cilik’.

"Saya sih nggak masalah sama PDIP, nggak istimewa juga, kan. Kita ini dalam bahaya. Kalau saya anak Soekarno, saya nggak akan ikut Ahok," kata Ratna di depan Kantor KPUD DKI Jakarta, Jl. Salemba Raya No. 15, Jakarta, Rabu (21/09/16).

Aktivis perempuan yang selama ini konsen mengawal warga tergusur ini juga menambahkan, dengan mengusung Ahok dalam Pilkada DKI Jakarta, justru malah akan merusak nama dan citra Partai PDI Perjuangan. Publik seakan disuguhkan wajah partai berlambang banteng moncong putih yang sesungguhnya, yakni tidak berpihak pada keinginan rakyat kecil.

Ahok, menurut Ratna adalah pemimpin yang tidak manusiawi, terindikasi kasus korupsi, serta telah melakukan pelanggaran HAM melalui kebijakannya yang gemar menggusur.

Padahal, sebagai putri dari sang Proklamator RI, Mega dengan PDIP-nya menjadi harapan rakyat Jakarta, khususnya ’wong cilik’, untuk menghadirkan solusi calon pemimpin baru yang berpihak pada nasib kaum miskin di Jakarta. Namun, kenyataan berbicara lain, ternyata kekuatan Ahok mampu meluluhkan Megawati dengan ’Bantengnya’.

"Mega gagal menjadi putri bangsa," sesal Ratna.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Kit Rose

Tags

Rekomendasi

Terkini

X