Jakarta, Klikanggaran.com - Kondisi Keuangan Negara yang saat ini kurang stabil dan dibentuk berdasarkan asumsi makro yang dibuat oleh Menteri Keuangan, tentu memerlukan pemeriksa keuangan yang handal, guna menutup kemungkinan adanya salah penggunaan anggaran dan menjadi referensi tata cara penggunaan anggaran.
Badan Pemeriksa Keuangan merupakan amanah dari UUD 1945 untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan Negara. BPK menjadi lembaga yang penting untuk memberikan kredibilitas suatu lembaga dan kementerian dalam mengelola keuangan Negara. Proses seleksi pun diperketat hingga membutuhkan pertimbangan dari Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Ketua DPD, Irman Gusman akhirnya menemui Ketua DPR, Ade Komarudin untuk memberikan hasil pertimbangan dari DPD mengenai 24 nama calon anggota BPK di ruang rapat pimpinan DPR RI, Gedung Nusantara III Senayan Jakarta, Jumat (2/9/2016).
Keseluruhan nama calon menurut DPD merupakan calon yang mempunyai integritas dan kapabilitas di bidang auditor keuangan. Akom, sapaan Ketua DPR, menerima dengan baik rekomendasi dari DPD tersebut.
“Hal sepeti ini adalah hal yang baik, dimana undang-undang DPR dalam beberapa hal menerima pertimbangan dari DPD. Untuk itu saya memberikan apresiasi. Di samping itu, silaturahim seperti ini sangat baik bagi hubungan antar kedua lembaga negara untuk mencari berbagai solusi yang ada. Karena terkadang faktor komunikasi menjadi ganjalan, dan hal yang langka di antara pejabat negara. Oleh karena itu, sekali lagi saya menyambut baik dan mengapresiasi tradisi baru ini,” ungkap Ketua DPR RI, Ade Komarudin.
Selanjutnya Pimpinan DPD juga akan menyerahkan nama calon anggota BPK ke Komisi XI DPR yang merupakan partner kerja dari BPK. Kedua puluh empat nama telah mengikuti serangkaian acara seleksi dan uji kepatutan oleh DPD, baik melalui test maupun wawancara oleh Komite 4 DPD RI. Dari 24 nama calon anggota BPK, DPD mengerucutkan prioritas nama untuk dijadikan calon yang paling layak. Delapan calon tersebut adalah Anggito Abimanyu, Indra Bastian, Tugabus Haryono, Emita Wahyuastami, Ahmad Yani, Bahrulah Akbar, Johanes Widodo Haryo Mumpuni, dan Muhammad Yusuf Fateh.
