Rupanya, Ini Maksud Bang Anies dengan “Saatnya Pribumi Jadi Tuan Rumah”

photo author
- Minggu, 22 Oktober 2017 | 03:40 WIB
images_berita_Okt17_TIM-Pribumi1
images_berita_Okt17_TIM-Pribumi1

Jakarta, Klikanggaran.com (22/10/2017) – Hari Jumat tanggal 20 Oktober 2017 pagi, segerombolan preman mengawal pengrusakan panel listrik milik warga Rusun Graha Cempaka Mas, Jl. Letjen Suprapto, Jakarta Pusat.

Tanpa dosa, listrik dimatikan dan panel dijaga oleh para preman siang dan malam, sehingga warga tidak bisa memperbaiki panel listrik yang dirusak. Warga tak berdaya, 2 hari hidup di apartemen tanpa listrik.

Malam pertama, perwakilan warga bersama RT RW setempat melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Kemayoran, tetapi ditolak, ulangi lagi lapor, ditolak lagi. Mereka tidak putus asa, melapor ke Polres Jakarta Pusat, ternyata tidak dilayani juga.

Akhirnya, di hari ke-2 (Sabtu 21 Oktober 2017) sekira usai lohor, warga melapor ke Polda Metro Jaya. Di sana warga tidak mau pulang kalau tidak dikirim polisi untuk mengusir preman dari Rusun GCM.

Malam tadi sekitar pukul 19.00 dikirimlah AKP Lukman yang sedang piket di Polda, dengan disertai rombangan, untuk datang memenuhi permintaan warga. Sampai di Apartemen Graha Cempaka Mas, yang ditemui pertama kali oleh AKP Lukman dan rombongan bukan warga yang melapor, tapi malah Pengelola (PT. DUTA PERTIWI/Sinar Mas Group).

Warga pun meminta, polisi mengusir preman atau polisi menjadi saksi selama warga mengusir preman bayaran pengelola dengan cara mereka sendiri? Yang terjadi bukan premannya diusir, tapi AKP Lukman malah ngacir. Warga akhirnya mengusir preman dengan caranya sendiri, semua berjalan dengan aman dan terkendali.

Alhamdulillah, listrik warga menyala kembali.

Apa yang terjadi berikutnya? Baru 1,5 jam kemudian, sekitar 300 polisi datang dan bergabung dengan pengelola, tanpa menyapa warga. Entah mau apa....?

Apa Polri menganggap ada wabah gila sedang melanda warga GCM? Sehingga bikin ribut di teras rumah mereka sendiri? Lantas, untuk apa ada RT dan RW, kalau Polri sendiri sudah tidak menghormati peran mereka?

“Inilah gambaran Republik kita, bagaimana kekuatan kapital mencengkeram negeri ini, sampai membikin negara tak berdaya terhadap kekuatan Kapital,” tutur Mayjen Purn Saurip Kadi mengakhiri keterangannya, melalui WhatsApp DPN, pada Minggu, 22 Oktober 2017, pukul 02.04 WIB.

“Rupanya ini yang dimaksud ‘kolonial hanya 2 km dari Istana’. Lanjut, Bang Anis! Mari kita lawan penjajahan di era kekinian, rakyat di belakang Anda!” tutupnya.

-

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Kit Rose

Tags

Rekomendasi

Terkini

X