Sejumlah Dosen UIN Banten Mengikuti Konferensi Internasional (INSAN) 2020 di UTHM

photo author
- Kamis, 20 Agustus 2020 | 19:48 WIB
IMG_20200820_194040
IMG_20200820_194040

Pemikiran dan gerakan moderasi beragama itu akar mewujudkan perdamaian dunia yg harmoni dg menempatkannya di dalam masyarakat multikultur dengan dialog dan rekognisi sosial.


Dari perspektif keilmuan Islam ushuliddin tema yang disampaikan berhubungan dengan kajian tasawwuf yaitu, pertama Dr. Sholahuddin Al Ayubi menyajikan tema tentang “Ijazah and Magic Science and Transmission Study of the Tradition of Ijazah in Santri at the Pesantren Salafiyah Islamic Boarding School Banten.


Makalah ini menjelaskan bahwa dalam kehidupan serba modern masih dan tetap berlangsung pengijazahan ilmu ilmu magis di Banten, padahal di Banten ada fatwa ulama tahun 2009 yang mengharamkan seni debus yang di dalamnya ada unsur unsur ijazah ilmu magis yang bersifat istidraz. Namun fatwa ini juga ditentang banyak oleh masyarakat.


Kedua, Ade Fakih Kurniawan mengangkat tema tentang “Praying through the Saint's Hand; Discursive Tradition of the Wawacan Seh Ritual in Banten".


Dalam makalah ini menjelaskan tentang tradisi wawacan seh di Banten. Ada tiga aspek yang coba ia jelaskan mengenai tradisi ini, yakni pertama, awal pembentukan tradisi dan negosiasi kulturalnya. Kedua, vernakularisasi teks dan proses intersesionari teks wawacan. Dan ketiga, ketiga, diskursus tradisi ini di Banten.


Dari perspektif Tafsir Dr. Andi Rosa menyampaikan tema tentang “Islamic Epistemology in Quranic Interpretation; Quraish Shihab's View on Hermeneutics and His Practics of Tahlili Method in Quranic Tafsir.


Sementara dari perspektif keilmuan hokum Islam Dr. Dedy Sunardi mengangkat tema "tentang the harmonitation between the regulation of financial service authority and the fatwa of the national sharia council dealing with sharia banking in relation to the principle of legal assurance.


Makalah ini menjelaskan tentang kedudukan Fatwa DSn dan peraturan OJK yang mengatur Perbankan syariah.
Sedangkan tema dalam bidang pendidikan Islam disampaikan oleh Dr. Naf’an Tarihoran dan Ali Muhtarom.


Dr. Naf'an Tarihoran menyampaikan tema presentasi yang berjudul "Pre-service Teachers'Perspection on Online Learning in Islamic University during Coronavirus. Paper ini menjelaskan tentang persepsi mahasiswa pendidikan Guru (tarbiyah) tentang pembelajaran daring (online) selama masa pandemik Covid-19.


Pembelajaran daring memerlukan tidak hanya ketersediaan sarana dan daya dukung, tetapi juga kesediaan sumberdaya guru yang kompeten baik dalam mengajar maupun menyiapkan materi ajar.


Sementara Dr. Ali Muhtarom menyampaikan makalah tentang kontestasi kelembagaan pendidikan dalam perspektif gerakan dan ideologi keislaman transnasional yang secara khusus dikaitkan dengan keberadaan lembaga pendidikan Salafi dan Syiah di Indonesia.


Makalah yang disampaikan tersebut secara khusus, selain mendalami persaingan dari masing-masing kelembagaan Salafi dan Syiah serta berbagai jaringannya, juga didalami karakteristik bentuk ideologi yang muncul dari masing-masing lembaga yang bersifat transnasional tersebut.


Adapun judul makalah tersebut adalah “Salafi-Shia Ideological Contestation in Education: Transnationalization, Development and Network in Shaping Islamic Discourses in Indonesia.


Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Tim Berita

Tags

Rekomendasi

Terkini

X