(Klikanggaran)--Pondok Pesantren Al Fatah, Desa Temboro, Magetan, Jawa Timur menjadi klaster baru penularan virus corona setelah 43 santri asal Malaysia dinyatakan positif Covid-19. Bupati Magetan Suprawoto menyebut ponpes itu menampung sekitar 22 ribu santri dari Indonesia dan sejumlah negara.
Harga Minya AS Dijual di Bawah Nol!
"Perlu diketahui dan kami laporkan bahwa di Ponpes Temboro santrinya ada 22 ribu. Jemaah tabligh terdiri dari 12 negara. Dari 12 negara ini yang paling banyak dari Malaysia," katanya saat menggelar video conference bersama Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Senin (20/4) malam. [CNN Indonesia]
Sebanyak 43 santri asal Malaysia yang pulang dari Ponpes Al-Fatah Temboro, Magetan, Jawa Timur, dinyatakan positif terjangkit virus corona.
Gojek Dapat Suntikan Dana Rp18,4 Triliun Dari Raksasa Investasi Jepang
“Betul (43) santri yang berasal dari Malaysia," ujar Suprawoto. [Kompas ]
Otoritas kesehatan Malaysia menyebutkan Temboro, Magetan, Jawa Timur sebagai kluster baru penyebaran Covid-19 setelah santri yang pulang dari pesantren Al Fatah di daerah itu positif terinfeksi Corona.
Dirjen Kesehatan KKM Dr Noor Hisham Abdullah di Kuala Lumpur, Minggu (19/4/2020), mengatakan klaster itu terdiri dari 43 orang yang dinyatakan positif Covid-19.
"Sebuah klaster baru telah dideteksi di pintu masuk internasional, yaitu warga Malaysia yang pulang dari Indonesia melalui Lapangan Terbang Kuala Lumpur (KLIA) pada 16 April 2020," ujarnya.[ Bisnis]
"Setelah didata ulang, masih ada 227 santri asal Malaysia yang bertahan di Ponpes Temboro," ungkap Bupati Magetan, Suprawoto, Senin (20/4/2020).
Bupati Suprawoto mengaku sudah melakukan kontak dengan Kedutaan Malaysia. Dalam komunikasi itu, Kedutaan Malaysia bertanggungjawab dengan 227 santri yang ada di Kabupaten Magetan.
"Saya sudah tanyakan. Jika mereka ingin pulang bagaimana. Ternyata pihak pemerintah Malaysia akan memfasilitasinya," jelasnya.
Namun sebelum pulang, lanjutnya, 227 santri itu harus melalui screening dengan rapid test untuk mengurangi risiko yang ada. Jika hasil rapid test-nya positif, tentu santri tersebut tidak diperbolehkan kembali Malaysia karena harus mengikuti serangkaian tes swab.
Stafsus Milenial Jokowi, Dulu Diharapkan Kini Jadi Sorotan
"Jika hasilnya juga terkonfirmasi positif tentu harus dirawat terlebih dahulu. Jangan sampai menyebarkan virus ini ke orang lain," tegas Bupati Suprawoto.