"Pemadan terjadi akibat ada pohon tumbang merupakan alasan klasik", ujar Kades yang tidak ingin namanya di publikasikan.
Sampainya, warga Delapan (8) desa di BITS Ulu sudah Dua (2) tahun ini merasakan pemadaman listrik. Pemadaman itu telah merusak peralatan elektronik dan alat rumah tangga milik warga selaku pelanggan PLN, katanya.
"Dalam bulan ini kami anggap pemadan listrik yang paling parah dilakukan pihak PLN. Sekecamatan BTS Ulu tiap hari selama 2 tahun ini terjadi pemadaman. "Dalam bulan ini sejak pagi listrik mati, masuk sore hingga megrib listrik baru menyala. Kemudian mati lagi, menjelang sire hidup kembali", bantah Kades.
Sambungnya, pemadaman listrik yang kerap terjadi, jika dibanding-bandingkan dengan kewajiban masyarakat membayar tagihan listrik harus tepat waktu. Sebab, telat sehari, beresiko pemutusan aliran listrik pelanggan tanpa kompromi.
"Kami menghimbau kepada pihak PT PLN (Persero) Musi Rawas untuk segera menormalkan nya dan kami minta jangan ada pemadaman lagi. Jika keluhan ini tidak juga didengar dan direspon, maka kami bersama 8 desa yang ada di Kecanatan BTS Ulu akan melakukan aksi demo ke PLN. "Pernyataan ini tidak main-main, warga sudah cukup sabar", tegasnya.