Dengan skor rata-rata 36, Eropa Timur dan Asia Tengah adalah wilayah dengan kinerja terendah kedua di Corruption Perceptions Index (CPI) dan rentan terhadap korupsi yang diperparah oleh COVID-19.
Klikanggaran - Skor rata-rata Georgia (56), Armenia (49) dan Belarusia (47) memimpin wilayah tersebut, sedangkan Uzbekistan (26), Tajikistan (25) dan Turkmenistan (19) berada di belakang.
Dari 19 negara di kawasan Eropa Timur dan Asia Tengah, yang memiliki skor rata-rata regional 36 dari skala 1 sampai 100.
Baca juga CPI (Corruption Perceptions Index) 2020: Asia Pasifik
REGIONAL OVERVIEW
Tantangan korupsi COVID-19
Di seluruh wilayah, COVID-19 mengungkap masalah tata kelola dan struktural yang sedang berlangsung, menyoroti korupsi yang meluas, dan memperburuk ketidakpuasan sosial.
Beberapa pemimpin politik menggunakan krisis untuk kepentingan kekuasaan mereka, membatasi akses informasi, mengaburkan transparansi pengadaan fasilitas publik, dan meninggalkan mekanisme akuntabilitas publik.
Kemunduran demokratis
COVID-19 menjadi alasan bagi para pemimpin yang korup dan otoriter untuk mengurangi pengawasan terhadap pengeluaran pemerintah dan membatasi kebebasan sipil. Upaya ini menurunkan transparansi pengeluaran bantuan luar negeri, sehingga sulit untuk melacak dana dan memastikan distribusi yang tepat kepada penerima yang berhak.
Penelitian menunjukkan korupsi merongrong hak dan institusi demokrasi, seperti kebebasan berbicara, akses ke informasi dan peradilan yang independen. dan membatasi kemampuan warga negara untuk meminta pertanggungjawaban pemerintah mereka.
Respons yang kurang jelas terhadap COVID-19 di seluruh wilayah, menjadi peringatan akan pentingnya check and balances dan sistem integritas yang kuat.
Perubahan yang signifikan
Dengan skor 49, Armenia meningkat 15 poin sejak 2012. Menurut pantauan tahun lalu, Armenia telah melakukan pendekatan bertahap untuk melakukan reformasi, menghasilkan peningkatan yang stabil dan positif dalam upaya anti-korupsi.
Namun, menjaga independensi peradilan dan memastikan check and balances tetap menjadi langkah penting pertama dalam upaya antikorupsinya. Efektivitas dari upaya-upaya tersebut juga harus menghadapi krisis politik dan ekonomi saat ini sebagai akibat dari konflik Nagorno-Karabakh dan protes lanjutan terhadap Perdana Menteri Nikol Pashinyan atas kesepakatan gencatan senjata.
Dengan skor 31, Kirgizstan adalah negara dengan peningkatan yang signifikan yakni tujuh poin sejak tahun 2012. Namun, korupsi yang meluas dan kurangnya transparansi serta akuntabilitas memengaruhi tindakan yang memadai terhadap COVID-19.