KLIKANGGARAN -- Minggu 3 Juli 2022 Komunitas Paguyuban Sejarawan Ngayogyakarta (PSN) kembali menelisik situs-situs sejarah yang berkaitan dengan Kerajaan Mataram Islam.
Kali ini yang diungkap oleh Komunitas Paguyuban Sejarawan Ngayogyakarta (PSN) adalah situs Makam Sunan Bayat yang sekarang berada di Kabupaten Klaten Jawa tengah.
Komunitas Paguyuban Sejarawan Ngayogyakarta (PSN) mengungkap, Sunan Bayat awalnya bernama Sunan Pandan Arang. Dia sebenarnya orang terpandang di Semarang.
Baca Juga: Kenapa Istri Sang Ketua Umum Partai Demokrat Annisa Pohan Curhat di Media Instagram sampai Menangis?
Beberapa sumber mengungkapkan bahwa Pandan Arang merupakan bupati Semarang.
Sejak dia berguru ke Sunan Kalijaga dan mendapatkan ilmu-ilmu agama, kemudian dia mengelana menyebarkan agama Islam di Pedalaman.
Setelah tiba di Tembayat, dia mendirikan pesantren dan oleh masyarakat disebut Sunan Tembayat atau Sunan Bayat.
Setelah meninggal dia dimakamkan di puncak perbukitan Tembayat.
Anggota PSN yang terdiri dari Lilik Suharmaji, Chaterina Etty, Mei Ujianti, Pradana, Marmayadi dan Jordan menelusuri sejarah Makam Sunan Bayat dan menemukan berbagai permasalahan yang ada di Makam Sunan Bayat sekarang ini.
Dalam kesempatan itu Lilik Suharmaji mengungkapkan bahwa keberadaan Sunan Bayat dalam sejarah Mataram Islam, ikut berperan mengiringi berdirinya Kerajaan Mataram Islam dan juga ikut mewarnai hubungan pasang surut Kerajaan Mataram Islam.
Menurut Lilik, dalam historiografi Jawa dikatakan bahwa Raja Pajang saat itu dibuat marah oleh Senapati yang masih anak angkatnya sekaligus muridnya yang dikasihi. Rasa amarah itu terungkap karena sudah lama sejak sepeninggal ayahandanya Ki Pemanahan, Senapati tidak seba atau menghadap ke Raja Pajang.
Kemarahan Raja Pajang memuncak setelah raja mendapat laporan bahwa Senapati berani memberi suaka kepada terhukum Tumenggung Mayang yang dibuang ke Semarang akibat kesalahan putranya yang berani mencintai putri raja.
Di tengah perjalanan dalam pembuangan, Senapati mengirim prajurit dan bertemu di Ambarawa dan membebaskan Tumenggung Mayang yang masih adik iparnya itu.