(Klikanggaran)--Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta menyampaikan pernyataan sikap terkait posisi mata pelajaran sejarah dalam kurikulum baru. Secara lengkap, pernyataan sikap yang ditandatangani Koordinator Prodi Pendidikan Sejarah FIS UNJ, Humaedi, sebagaimana terbaca di bawah ini.
- Beberapa hari belakangan ini, beredar draft kurikulum baru yang tentu saja mengagetkan dan membuat gaduh disaat para pendidik sedang berkonsentrasi mengajar diera Pandemi Covid-19.
- Dalam draft tersebut, ada hal yang sangat mengkhawatirkan yakni penghapusan Mata Pelajaran Sejarah ditingkat SMK, serta penggabungan mata pelajaran Sejarah ke dalam IPS di kelas X dan menjadikan Mata Pelajaran Sejarah sebagai mata pelajaran pilihan di kelas XI dan XII pada tingkat SMA.
- Ketiga point tersebut, tentu saja sangat mengkhawatirkan bagi para pendidik dan masyarakat Indonesia yang berpandangan bahwa arti penting mempelajari sejarah bukanlah sebuah hal yang sifatnya pilihan.
- Mempelajari Sejarah adalah sebuah kewajiban yang menyangkut kepada bangunan identitas kebangsaan dan akar-akar kebudayaan nasional. Mempelajari sejarah merupakan sebuah kewajiban agar peserta didik mengenali sejarah bangsanya sehingga menguatkan kecintaan kepada tanah air. Terpenting, belajar sejarah juga sangat penting untuk melatih berpikir kritis, berpikir kreatif, dan bahkan menjadi problem solver bagi masa depan.
- Memang, mencintai tanah air tidak hanya lewat belajar sejarah, tetapi tanpa mempelajari sejarah yang satu, sejarah Indonesia, kita sedang melemahkan pondasi kebangsaan kita.
- Untuk itu, kami menyatakan sikap menolak perubahan kurikulum sebagaimana draft perubahan yang telah beredar luas. Sejarah tetap diperlukan dan menjadi mata pelajaran wajib, bukan mata pelajaran pilihan.
- Merupakan sebuah hal yang baik dan tepat apabila Mata Pelajaran Sejarah dimasukkan dalam Kelompok Dasar (istilah dalam struktur penyederhanaan Kurikulum) sebagai mata pelajaran wajib yang diajarkan untuk semua anak bangsa, di semua Kelas (X, XI, XII) dan di semua jenjang (SMA, SMK, MA, MK).
- Selanjutnya, adalah lebih bijak disaat Pandemi Covid-19 ini, tidak menciptakan kegaduhan yang tidak perlu.
- Semoga Allah Tuhan Yang Maha Esa memberkahi kita semua dalam menjaga persatuan nasional, Pancasila dan NKRI tercinta.