Tetapi Beasley juga memperingatkan bahwa mencegah ancaman kelaparan akan memakan waktu berbulan-bulan, jadi bantuan akan dibutuhkan jauh di luar respons awal.
"Kekhawatiran kami adalah bahwa kami dapat mulai menempatkan Covid-19 di belakang kami [di negara-negara maju] dalam tiga atau empat bulan, dan kemudian uangnya habis," katanya. "Dan jika uangnya habis, orang-orang akan mati."
Tahun lalu, Program Pangan Dunia membantu sekitar 100 juta orang yang putus asa, dengan anggaran sekitar $ 7,5 miliar. “Saya bisa dengan mudah melihat kebutuhan itu [untuk anggaran] berlipat ganda,” kata Beasley.
Uang saja tidak akan cukup, tambahnya. Sulit bagi pekerja bantuan untuk melewati karantina di seluruh dunia dan membangun jembatan udara ketika transportasi lumpuh. "Kami membutuhkan uang dan akses, bukan satu saja, mekainkan keduanya."
Yang juga penting adalah memastikan bahwa rantai pasokan tetap terbuka dalam menghadapi karantina dan sulitnya membuat pekerja ke ladang untuk merawat tanaman jika mereka sakit atau tidak dapat melakukan perjalanan dengan mudah.
"Jika rantai pasokan rusak, orang tidak bisa mendapatkan makanan, dan jika mereka tidak bisa mendapatkan makanan cukup lama, mereka akan mati," kata Beasley.
“Kita bersama dalam hal ini. Kita bisa menghentikan ini menjadi kelaparan yang meluas. Tapi, kita harus bertindak cepat dan cerdas."
Sumber: Guardian