Jakarta, Klikanggaran.com (15-07-2019) -- Nilai ekspor ke China mencapai US$11,40 miliar dengan peran kontribusi terhadap total ekspor periode Januari-Juni 2019 sebesar 15,36%. Angka tersebut menjadikan China sebagai negara tujuan ekspor terbesar bagi Indonesia pada periode Januari-Juni 2019, berdasarkan data neraca perdagangan Indonesia (NPI) yang dirilis, Senin (15/7/2019) oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
Setelah China, negara berikutnya adalah Amerika Serikat dengan nilai US$8,33 miliar atau memiliki peranan 11,23%. Adapun Jepang berada pada peringkat ketiga dengan nilai ekspor sebesar US$6,69 miliar atau memiliki kontribusi 9,02%.
Lignit, batu bara, dan minyak kelapa sawit merupakan komoditas utama yang diekspor ke China pada periode tersebut.
Nilai ekspor nonmigas Indonesia ke China, AS, dan Jepang masing-masing mencapai US$1,82 miliar, US$1,08 miliar, dan US$1,02 miliar dengan peranan ketiganya mencapai 35,5% dari total nilai ekspor selama periode Juni 2019.
Dari sisi nilai, kinerja ekspor nonmigas pada Juni 2019 dibandingkan dengan Mei 2019 mengalami penurunan ke sebagian besar negara tujuan utama yakni AS turun 34,20%, China turun 19,88%, India turun 31,77%, Jepang turun 14,63%, Thailan turun 26,3%, Taiwan turun 28,15%, Malaysia turun 13,02%, Italia turun 42,66%, Belanda turun 23,37%, Jerman turun 27,42%, dan Korea Selatan turun 5,25%.
Adapun nilai ekspor yang mengalami peningkatan adalah Singapura naik 11,61% dan Australia naik 2,23%. Sementara itu, ekspor ke uni eropa (28 negara) pada Juni 2019 turun 30,74% dibandingkan dengan Mei 2019.
Pada Juni 2019, neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus US$196 juta yang disebabkan oleh surplus sektor nonmigas sebesar US$1,16 miliar meski sektor migas tercatat defisit US$966,8 juta, demikian disampaikan Kepala BPS Suhariyanto pada Senin (15-7-2019).
Kinerja ekspor Indonesia pada Juni 2019 tercatat turun 20,54% menjadi US$11,78 miliar dibandingkan dengan Mei 2019 sebesar US$14,83 miliar. Penurunan ekspor pada Juni secara mtm dipicu oleh menurunnya ekspor nonmigas sebesar 19,39% dari US$13,69 miliar menjadi US$11,03 miliar. Sejalan dengan itu, ekspor migas juga turun 34,36% menjadi US$746,2 juta dari US$1,14 miliar.
Adapun dari sisi impor, jika dibandingkan dengan Mei 2019, nilai impor Indonesia pada Juni 2019 mencapai US$11,58 miliar atau turun 20,70%, tetapi bila dibandingkan dengan Juni 2018 tercatat naik 2,8%.
Impor nonmigas Juni tercatat US$9,87 miliar atau turun 20,55% dibandingkan dengan Mei 2019, sedangkan bila dibandingkan dengan Juni 2018 tercatat naik 8,15%.
Impor migas juga tercatat turun 21,5% pada Juni 2019 menjadi US$1,71 miliar dibandingkan dengan Mei 2019. Namun, bila dibandingkan dengan Juni 2018 tercatat turun 19,99%.
Penurunan impor nonmigas terbesar pada periode Juni 2019 berasal dari golongan mesin/pesawat mekanik sebesar US$399,6 juta (turun 18,79%), sedangkan peningkatan terbesar berasal dari golongan aluminium sebesar US$143,2 juta (naik 103,17%).