kebijakan

Menggagas Dunia yang Lebih Ramah bagi Perempuan

Minggu, 29 Mei 2016 | 14:33 WIB
images_berita_woman-441497_640

KlikAnggaran.Net- Kini, pada tahun 2016 ini, dunia adalah tempat yang lebih baik bagi perempuan dan anak perempuan dibandingkan dengan satu dekade lalu. Namun, kondisi itu tidak untuk semua orang dan pasti juga tidak di semua tempat, terutama bagi wilayah termiskin atau di negara-negara yang paling rapuh di dunia. Demikian ditulis oleh Sri Mulyani Indrawati dalam artikelnya yang diterbitkan ulang di dalam blognya.

 
Sri Mulyani menjelaskan, kondisi yang tidak diharapkan itu terutama berkaitan dengan peluang ekonomi perempuan, kesenjangan gender dalam pekerjaan, bisnis, dan akses untuk mengatur kembali keuangan tidak hanya secara individual, tetapi seluruh ekonomi, pada saat kita sangat perlu untuk meningkatkan pertumbuhan dan menciptakan lapangan kerja baru secara global.

“Beberapa solusi untuk masalah ini sederhana, tetapi yang lain-lainnya lebih kompleks. Akan tetapi, semua kebutuhan itu memperluas investasi lebih efektif dalam meningkatkan angka partisipasi sekolah dan selesai belajar, mengurangi kematian saat melahirkan, dan mendorong lebih banyak perempuan untuk mendapatkan pekerjaan yang baik dengan akses ke layanan keuangan dan aset,” papar Sri Mulyani.
 
Sri Mulyani juga mengatakan, perlu memastikan wanita dapat hidup lebih lama, lebih sehat, dan lebih banyak anak perempuan mendapatkan pendidikan yang mereka inginkan dan butuhkan.

“Tapi, di negara-negara termiskin, kematian ibu masih tinggi, sementara banyak wanita masih kekurangan akses terhadap layanan kesehatan reproduksi dasar. Diperkirakan 62 juta perempuan secara global berada di luar sekolah, sementara dengan jumlah yang tidak dapat diterima, masih banyak perempuan yang meninggal sia-sia saat melahirkan atau karena penyebab terkait setiap hari,” sesal Sri Mulyani.
 
Lalu, masalah kedua yang perlu mendapat perhatian, menurut Sri Mulyani, adalah menutup kesenjangan dalam kesempatan ekonomi. Secara global, partisipasi angkatan kerja perempuan telah mengalami stagnasi, bahkan di beberapa tempat mengalami penurunan. Seperti halnya laki-laki, setengah lebih jumlah perempuan cenderung memiliki pekerjaan dengan upah penuh waktu. Namun, perempuan memperoleh upah kerja lebih rendah hingga sepertiga dari upah yang diterima laki-laki, sebagai akibat dari pemisahan pekerjaan berdasarkan jenis kelamin.

 

Terkini