Jakarta, Klikanggaran.com - Masuknya produk Internasional dalam pasar Indonesia telah menjadi problema bagi produsen dalam negeri, karena kebanyakan produk dalam negeri kalah saing dengan produk luar negeri. Ketua B.K.S.A.P DPR RI Nurhayati Ali Assegaf menyatakan bahwa produk dalam negeri harus unjuk gigi di luar negeri, karena menurut Politisi Partai Demokrat tersebut produksi Indonesia dapat diekspor ke negara-negara Eropa, dan produk tersebut memiliki pembeli khas dan jelas tujuan/segmen pembelinya. Hal tersebut disampaikan Nurhayati usai menerima kunjungan Dubes Uni Eropa, Vincent Guerend di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (10/10/2016).
“Sebagai wakil rakyat kami tidak ingin Indonesia hanya menjadi pasar untuk produk-produk negara-negara luar, tetapi kami juga ingin menjadi produsen. Saya ingin produksi kita juga bisa diekspor ke negara-negara Uni Eropa, sehingga memberikan kesejahteraan kepada masyarakat,” ujar Nurhayati.
Kunjungan perwakilan Uni Eropa spesifik membahas perjanjian perdagangan antara Uni Eropa dan Indonesia. Selain itu kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan delegasi BKSAP DPR saat mengunjungi Uni Eropa.
Pada pertemuan itu juga dibahas mengenai permasalahan penggunaan kelapa sawit di Indonesia yang saat ini masih sulit menembus pasar Eropa. Hal tersebut menurut perwakilan Uni Eropa diakibatkan adanya aturan dan larangan yang ada. Nurhayati selaku tuan rumah pertemuan itu, juga akan segera menindaklanjuti pertemuan ini dengan menyampaikan MOU ke Uni Eropa.
“Sangat memprihatinkan, karena kelapa sawit merupakan salah satu penghasil devisa terbesar bagi Indonesia. Kita ingin agar masyarakat mendapatkan kesejahteraan dari hasil itu. Konkretnya dari hasil percakapan tadi, kami akan membentuk grup kerjasama bilateral antara Parlemen Uni Eropa dan Parlemen Indonesia, dan kami akan segera kirimkan MOU-nya supaya bisa segera ditindaklanjuti,” ucapnya.
Selain pembahasan perjanjian perdangangan antara Indonesia – Uni Eropa, juga dibahas mengenai perubahan iklim. Uni Eropa merupakan wilayah dengan Negara yang konsen mengenai perubahan iklim dunia, dalam kesempatan ini Uni Eropa berpesan untuk Indonesia lebih memprioritaskan program kerja perubahan iklim dunia.