Sampai akhirnya rombongan mencapai sebuah tanah luas, tempat kawanan bison stepa berada. Mereka menjebak kawanan bison ke tebing yang curam untuk memudahkan perburuan. Beberapa bison yang terkecoh tak sempat memutar haluan dan terpental ke jurang terjal. Suasana menjadi makin menegangkan.
Di tengah kekacauan itu, salah satu bison dengan gesit berbalik arah dan menyerang Keda. Tau tak sempat menyelamatkan putranya karena bison itu dengan cepat membawa lari Keda dan melemparnya ke jurang. Tau berteriak histeris memanggil putranya, dan mencoba untuk turun menyelamatkannya. Namun, salah seorang anggota suku menghentikan Tau dan meyakinkannya bahwa Keda sudah meninggal. Rombongan suku pun pulang setelah melakukan ritual melepas jiwa dalam suasana duka mendalam.
Sementara itu, Keda yang terlempar dan tersangkut batu di tengah tebing terbangun oleh burung pemakan bangkai yang mengira dia mati. Di bawah guyuran hujan deras Keda merayap di sisa tepian tebing yang curam. Sambil berteriak memanggil-manggil ayahnya, Keda berjuang keras agar bisa kembali ke puncak tebing.
Teriakannya makin histeris saat sampai di puncak melihat tugu peringatan yang ditinggalkan oleh rombongan sukunya. Saat itu juga Keda menyadari, ia harus melakukan perjalanan pulang yang panjang dan berbahaya seorang diri.
Belum lama berjalan, Keda diserang dan dikejar oleh sekelompok serigala yang ganas. Ia berhasil lolos dengan memanjat sebatang pohon. Ia juga melukai salah satu anggota kelompok serigala, yang kemudian ditinggalkan oleh kawanannya.
Keda merasa kasihan pada serigala yang terlihat sudah tak berdaya itu. Ia pun memutuskan untuk tinggal sejenak merawat luka di kaki serigala itu. Sampai akhirnya, ia mendapat kepercayaan serigala, dan mereka bersahabat.
Setelah serigala terlihat sehat kembali, Keda memutuskan untuk melanjutkan perjalanan. Akan tetapi, sang serigala terus mengikutinya. Seiring berjalannya waktu, hubungan mereka tumbuh menjadi sekutu, mereka melanjutkan perjalanan bersama. Keda memberi nama serigala itu ‘Alpha’.
Bersama Alpha, Keda harus berjuang keras mengatasi berbagai macam bahaya agar bisa bertahan hidup. Keduanya bahu membahu, saling tolong dan melindungi setiap ada serangan datang. Serangan terakhir dari singa gua membuat keduanya terluka parah.
Baca Juga: Badan Intelijen Korea Selatan Menuduh Hamas Mendapatkan Granat Berpeluncur Roket dari Korea Utara
Keda mulai batuk darah, sementara Alpha yang sudah semakin lemah kondisinya pun ambruk, tidak bisa berjalan lagi. Keda yang sudah semakin lemah berusaha menggendong Alpha. Dengan sisa-sisa tenaganya, Keda berjalan terseok di antara badai salju.
Sampai pada akhirnya, dari kejauhan Keda melihat desanya. Bibirnya yang semakin pucat membentuk senyuman. Dengan sekuat tenaga Keda berusaha mempercepat langkah, dan ambruk sesampai di tepi desa. Suasana desa yang tadinya terlihat muram itu pun bersinar kembali. Semua tersenyum bahagia melihat putra kepala suku sudah kembali.
Di tengah suasana haru bercampur cemas akan kondisi Keda, tabib desa dengan cekatan mengobati luka Keda dan Alpha hingga keduanya sembuh. Betapa terkejut Keda saat mengetahui bahwa Alpha adalah serigala betina. Dan, dalam perjalanan panjang yang sangat mengerikan itu ternyata Alpha sedang hamil.
Alpha memberikan banyak anak serigala pada kelompok itu. Ia dan anak-anaknya disambut hangat dan secara resmi menjadi anggota suku. Belakangan diketahui, suku tersebut menjadi salah satu yang memelihara serigala dan mereka berburu bersama.***