Sosok Alina Yang Mengangkat Martabat Perempuan dengan Kesetaraan Gender dalam Film Hati Suhita

photo author
- Jumat, 15 Desember 2023 | 21:21 WIB
Satu scene film Hati Suhita (tangkapan layar)
Satu scene film Hati Suhita (tangkapan layar)

KLIKANGGARAN--Film Hati Suhita yang dibintangi oleh Omar Daniel dan Nadya Arina yang sukses membuat penonton menangis haru.

Film Hati Suhita yang diangkat dari Novel Karya Hilma Anis yang mengangkat martabat perempuan.

Cerita dari film Hati Suhita yang memperjuangkan pernikahannya membuat sosok Alina menjadi tangguh, dan memimpin pesantren Al-Anwar yang diamanahkan kepadanya.

Dalam pesantren Alina mengajarkan kesetaraan gender untuk mendapatkan peran sosial yang bisa mengangkat martabat perempuan.

Baca Juga: Hasil BWF World Tour Finals 2023, Jonantan Christie Lolos ke Semifinal, Ginting Gagal setelah Dikalahkan Viktor Axelsen

Film romansa religi ini menceritakan tentang perjodohan Alina Suhita dengan Gus Biru yang tidak mencintai Alina. Bahkan Gus Biru telah menghancurkan hati Alina pada malam pertama pernikahannya. Karena Gus Biru telah memiliki tambatan hati bernama Retna Rengganis.

Alina yang sebagai pemimpin pesantren memberikan perubahan dalam pengajaran kelompok antara siswa siswi yang disetarakan. Perempuan berhak untuk menyuarakan pendapatnya.

Baca Juga: Sutradara Kung Fu Panda 4 Memberikan Kabar Terbaru tentang Furious Five, Apa yang Terjadi dengan Furious Five di Kung Fu Panda 4?

Gus Biru yang tidak mencintai Alina, dan Alina menyuarakan isi hatinya yang ingin mendapatkan kebebasan dan kebahagiannya.

Saat Alina pergi dari rumah mertuanya, menandakan keberanian perempuan dalam menyuarakan haknya.

Namun, pada akhirnya Alina kembali kepada Gus Biru yang menjemputnya dikampung halamannya. Karena Gus Biru melihat film dokumenter yang dibuat Rengganis.

Baca Juga: Jonatan Christie sudah Menang Dua Kali, Bagaimana Peluang Lolos ke Semifinal BWF World Tour Finals 2023, Ketemu Li Shi Feng di Pertandingan Terakhir

Dalam film Hati Suhita, Alina menyuarakan pembelajaran kesetaraan gender dalam pesantren yang dapat dijadikan motifasi untuk masyarakat bahwa pesantren tidak hanya mengajarkan tentang keagamaan dan perbedaan laki-laki dan perempuan.

Penulis: Novi Yanti Wulandari (Mahasiswa Universitas Pamulang)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ratih Sugianti

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Perselingkuhan Influencer Jule Berujung di Meja Hijau

Kamis, 18 Desember 2025 | 10:56 WIB
X